Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-pembebasan Sandera, PT Patra Maritim Lines Tutup Sementara Jalur ke Filipina

Kompas.com - 02/05/2016, 22:04 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Patra Maritim Lines, perusahaan yang 10 anak buah kapalnya sempat disandera oleh kelompok Abu Sayyaf, menutup sementara pelayaran menuju Filipina.

Komisaris PT Patra Maritim Lines, Loudy Irwanto Elias menuturkan, pelayaran juga tak bisa dilakukan karena jalur yang biasa dilalui untuk menuju Filipina telah ditutup oleh pemerintah.

"Kalau mau lewat jalan lain agak susah. Jadi memang ditunda dulu sementara," ujar Loudy di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5/2016).

Saat disinggung mengenai kabar bahwa pihaknya sempat membawa uang kepada kelompok Abu Sayyaf namun ditolak, Loudy enggan berkomentar.

Ia menyebutkan, masih ada pekerjaan rumah bagi mereka. Pekerjaan rumah tersebut, lanjut dia, adalah turut membantu penyelematan empat orang WNI yang masih disandera.

Meski bukan pegawai PT Patra Maritim Lines, namun ia beranggapan harus tetap ikut menyelematkan mereka sebagai sesama warga Indonesia.

"Kalau bicara misi kemanusiaan tidak boleh membicarakan perbedaan mereka pegawai mana," kata dia.

(Baca juga: Perusahaan Klaim Terus Lakukan Komunikasi Saat 10 ABK Ditahan Abu Sayyaf)

Ia menyebutkan, tawaran awal dari kelompok Abu Sayyaf adalah 50 juta peso. Namun ia meyakini negosiasi harga masih dapat dilakukan.

"Dengan negosiasi yang baik hal itu bisa terlaksana," tutur Loudy. (Baca juga: Perusahaan Jamin Penuhi Hak 10 ABK yang Sempat Ditahan Abu Sayyaf)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerahkan 10 anak buah kapal (ABK) korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf kepada salah satu perwakilan keluarga di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Penyerahan ini diwakili oleh Yola, istri dari Alvian Elvis Peti, salah satu ABK. Namun, pada kesempatan tersebut, hadir pula sembilan ABK lainnya.

Kompas TV Menlu: 10 WNI Akan Jalani Tes Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com