Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemlu Tegaskan Tidak Ada WNI di Lokasi Pemenggalan Warga Kanada oleh Abu Sayyaf

Kompas.com - 28/04/2016, 16:57 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, menekankan bahwa tidak ada satu pun dari 10 warga negara Indonesia yang berada di sekitar lokasi eksekusi seorang warga negara Kanada oleh kelompok Abu Sayyaf.

Arrmanatha menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia masih terus menjalin komunikasi dengan pihak Pemerintah Filipina. Dalam komunikasi tersebut, Filipina menginformasikan bahwa saat eksekusi, tidak ada WNI yang terlihat di sekitar lokasi.

Arrmanatha juga menuturkan bahwa tempat penyanderaan 10 WNI selalu berpindah-pindah, dan Kementerian Luar Negeri selalu memberikan informasi melalui sambungan telepon ataupun teks secara berkala.

"Kejadian eksekusi minggu lalu terkait operasi militer sebelumnya, Menlu sudah diberi tahu oleh Filipina. Sandera Indonesia tidak ada di sekitar itu," ujar Arrmanatha saat memberikan keterangan di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (28/4/2016).

(Baca: Kemlu: Kelompok Abu Sayyaf Tak Beri Batas Waktu Bayar Tebusan)

Lebih jauh, Arrmanatha menuturkan, komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan Filipina berjalan cukup baik.

Hampir setiap hari, kata Arrmanatha, Menlu Retno selalu menerima kabar terbaru mengenai perkembangan dan kondisi 10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf.

"Kami masih terus berkomunikasi soal sandera Filipina. Selama ini, komunikasi terjalin dengan baik. Prioritas utama masih soal keselamatan 10 sandera. Kami selalu diberi tahu langkah-langkah yang akan diambil oleh Filipina," ujar dia.

(Baca: Jokowi Tegaskan Tidak Akan Bayar Tebusan ke Abu Sayyaf)

Sebelumnya diberitakan, kelompok militan Abu Sayyaf memenggal seorang pengusaha Kanada yang mereka sandera setelah batas waktu pembayaran uang tebusan terlampaui.

John Risdel (68), seorang konsultan pertambangan, tinggal di Filipina dan diculik bersama tiga orang lainnya di Mindanao pada September tahun lalu.

Sebuah kepala manusia ditemukan di sebuah pulau terpencil beberapa jam setelah tenggat waktu pembayaran yang ditetapkan Abu Sayyaf terlampaui. Namun, militer Filipina belum memastikan apakah kepala yang ditemukan itu adalah milik Risdel atau sandera lainnya.

Abu Sayyaf, yang kini menyatakan kesetiaan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menetapkan batas waktu pembayaran uang tebusan pada Senin pukul 15.00.

(Baca: Tujuh Bulan Disandera, Warga Kanada Akhirnya Dipenggal Abu Sayyaf)

Kelompok ini meminta tebusan sebesar 4,5 juta poundsterling atau Rp 86 miliar untuk kebebasan Risdel dan dua sandera Barat lainnya, Robert Hall (50), yang juga warga Kanada, dan Kjartan Sekkingstad (56), warga Norwegia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Nasional
Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Nasional
Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Nasional
Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Nasional
Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com