Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Muhammadiyah: Kerja Densus 88 Berpotensi Lahirkan Radikalisme Baru

Kompas.com - 22/04/2016, 16:48 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, upaya penanggulangan terorisme oleh Densus 88 Antiteror Polri tidak menangkal terorisme atau deradikalisme di Indonesia.

"Kami menganggap cara kerja Densus 88 justru berpotensi melahirkan radikalisme baru," kata Dahnil di Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Dahnil menduga, hal ini disebabkan oleh tidak adanya kejelasan pengawasaan terhadap cara kerja Densus 88. (baca: Ini Gambaran Polri Terkait Perkelahian Siyono dengan Anggota Densus 88)

"Ini yang menjadi perhatian kami. Harus ada evaluasi mendasar terhadap cara kerja Densus. Karena akuntabilitas pengawasan terhadap Densus itu tidak jelas," ucap Dahnil.

Dahnil menyebutkan, sebanyak 121 orang yang diduga teroris mati tanpa mendapat penjelasan penyebab kematian. (Baca: Ini Alasan Densus 88 Tangkap Siyono...)

"Satu-satunya keluarga Siyono yang berani menuntut. Kita sepakat penanganan terorisme ini harus dilakukan dengan cara yang manusiawi. Jangan sampai Densus menjadi kelompok teror baru terutama bagi kelompok tertentu," kata dia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian sebelumnya meminta masyarakat tidak menyudutkan Densus 88 atas kematian terduga teroris asal Klaten, Siyono.

(baca: Kepala BNPT: Densus 88 Berjuang Demi NKRI, Tolong Jangan Dipojokkan)

Ia menegaskan, kerja anggota Densus 88 semata-mata demi menumpas terorisme di Indonesia.

"Mereka berjuang demi NKRI, tolong mereka jangan terlalu dipojokkan. Lihat permasalahan dengan objektif. Terorisme ancaman bagi kita semua," ujar Tito.

Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya melakukan pembenahan dalam proses penangkapan terduga teroris setelah terjadinya kasus kematian Siyono.

(baca: Berkaca Kasus Siyono, Anggota Densus 88 Akan "Ditempel" Propam)

Nantinya, anggota Densus 88 yang hendak menangkap terduga teroris akan didampingi oleh anggota Divisi Profesi dan Keamanan Polri untuk memastikan prosedur yang benar.

Anggota Divisi Propam nantinya akan mengawasi proses penangkapan hingga penyidikan yang dilakukan Densus 88.

Dengan demikian, diharapkan hingga pengembangan kasus dapat berjalan sesuai prosedur.

"Di manapun juga setiap penangkapan, sejak itu dilaporkan, kita akan menerjunkan tim untuk memantau," kata Badrodin.

Kompas TV Anggota Densus Salah Lakukan Prosedur?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com