Potongan-potongan surat Kartini kepada korespondensinya jelas menyiratkan pesan bahwa meskipun menjadi bangsa yang terjajah namun setiap orang sepatutnya tetap sadar untuk berpikir, mengkritisi peradaban lain yang dianggap sempurna.
Bahkan, kritiknya itu tidak hanya ditujukan bagi bangsa yang menjajah Indonesia tapi, juga paradigma di dalam adat budaya Jawa.
Seperti yang tertuang di dalam surat yang ditujukan kepada korespondensinya, Estella Helena Zeehandelaar. Kartini secara jelas menentang kebudayaan Jawa saat itu.
"Di antara kami, mulai dari saya, kami tinggalkan semua adat sopan-santun (yang kaku). Perasaan kami sendiri yang harus mengatakan kepada kami sejauh mana cita-cita ingin bebas kami boleh bergerak," tulis Kartini dalam suratnya.
Melalui surat-surat yang ditulisnya, Kartini "meneriakkan" bahwa tidak ada salah satu di antara semua bangsa yang lebih baik dan lebih tinggi kedudukannya dari bangsa lainnya.
Sebagai manusia yang bebas, tentunya manusia harus mampu untuk memilah, mengkritisi dan melihat sebuah peradaban manusia secara utuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.