JAKARTA, KOMPAS.com - Analis Kebijakan Madya Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto mengatakan, kelompok teroris Santoso kian terdesak di pegunungan Poso.
Bahkan, berdasarkan informasi tim gabungan di Poso, terjadi friksi di internal kelompok karena sejumlah masalah.
"Ada disampaikan perpecahan di sana tentang bagaimana perjuangan ke depan dan perlakuan ke kelompok," ujar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Salah satu masalah mereka, yaitu para anggota keberatan dengan perintah Santoso untuk melindungi keluarganya. Santoso meminta bawahannya untuk memperlakukan istrinya secara khusus.
"Padahal mereka lagi berjuang, tapi mereka juga disuruh menjaga keluarga Santoso. Ini yang membuat mereka terpecah," kata Rikwanto.
Selain itu, anggota kelompok Santoso mulai kelaparan. Pasalnya, tim gabungan Tinombala telah menutup jalur logistik sehingga keberadaannya terkucil dari pemukiman.
"Jalur yang mereka biasa lewati cari logistik, kita isolasi. Kalau mereka mau turun cari logistik, kemungkinan sangat kecil," kata mantan Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri itu.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian sebelumnya menyebut, mental kelompok teroris Santoso semakin hari semakin jatuh.
(baca: Tito: Kelompok Santoso Semakin Lemah, Mental Jatuh)
Operasi Tinombala yang digelar pemerintah semakin melemahkan kelompok mereka. Satu per satu, anggota kelompok Santoso di Poso, ditangkap. Ada pula yang tewas ditembus peluru aparat.
"Jalur logistik mereka hilang, jadi kelaparan. Jalur komunikasi mereka berkurang. Otomatis mereka buta informasi dunia luar," ujar Tito di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2016).
"Dalam waktu dua bulan, 14 orang dari mereka kami tangkap, baik hidup atau mati. Dari yang hidup ini mendapatkan keterangan bahwa kelompok mereka itu semakin lemah, mental kelompok Santoso semakin jatuh," lanjut Tito.
Informasi terbaru, jumlah kelompok Santoso yang tersisa dari yang semula 41 orang, sekarang tinggal tersisa 27 orang.
Mereka membentuk grup-grup kecil dan disebar. Adapun Santoso, menurut Tito, berada di grup yang berisi tujuh orang.
Dua di antara tujuh orang tersebut adalah perempuan. Tito meyakini kondisi itu sangat menguntungkan aparat.
"Kalau TNI/Polri mempertahankan kekuatan operasi Tinombala, apalagi lebih giat lagi masuk ke hutan, saya yakin kelompok ini akan tertangkap seluruhnya," kata Tito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.