Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta PPP Berdamai, Jokowi Singgung Hubungannya dengan Prabowo

Kompas.com - 08/04/2016, 18:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengingatkan agar Partai Persatuan Pembangunan segera menyelesaikan konflik internal.

Penyelenggaraan Muktamar VIII PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, diharapkan menjadi momentum islah bagi dua kepengurusan yang ada.

"Jadi, sehabis muktamar ini tidak ada lagi yang pergi ke Menkumham, terus pergi ke Istana memperkenalkan pengurus yang baru. Jangan ada lagi dua grup, sejam sebelumnya datang, sejam kemudian datang yang lain," kata Jokowi saat membuka Muktamar VIII PPP, Jumat (8/4/2016).

Jokowi mengatakan, sebagai salah satu partai tertua, PPP seharusnya dapat menjadi penyalur aspirasi masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih sejahtera. (Baca: Ini Alasan Jokowi Hadiri Muktamar PPP)

Untuk itu, konflik yang terjadi di internal harus diselesaikan agar PPP dapat membuktikan kontribusi nyatanya di masyarakat.

Jokowi mengingatkan bahwa persaingan yang terjadi saat ini seharusnya bukan lagi persaingan internal parpol sebagai ekses persaingan politik sebelumnya.

TRIBUNNEWS / HERUDIN Presiden Joko Widodo didampingi Menkumham Yasonna Laoly, Sekjen PPP Romahurmuziy, dan Ketua Majelis Syariah PPP K H Maimun Zubair meresmikan Pembukaan Muktamar VIII PPP Tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4/2016).
Parpol seharusnya bersatu membantu negara dan pemerintah dalam menghadapi persaingan yang lebih nyata, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN.

(Baca: Kubu Djan Faridz Sebut Muktamar Islah Kubu Suryadharma Ali sebagai "Muktamar Zombie")

Ia memberi contoh, hubungannya tetap baik dengan lawannya pada Pemilu Presiden 2014, Prabowo Subianto.

"Kalau bersaing politik, maaf sekali cukup. Saya saja dengan Mas Prabowo bisa baik-baik saja. Saya ke rumahnya pernah, enggak apa-apa. Pak Prabowo juga ke Istana," kata dia.

(Baca: Djan Faridz Akan Cabut Gugatan Rp 1 Triliun ke Pemerintah dengan Satu Syarat)

"Sekali lagi, jangan habiskan energi untuk hal-hal yang tidak produktif," lanjut dia.

Internal PPP masih belum satu suara untuk menggelar muktamar. Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, tetap menolak muktamar.

Ia memilih untuk tidak hadir, dan menganggap agenda itu bukan muktamar resmi PPP. (Baca: Djan Faridz: Siapa Bilang Itu Muktamar PPP?!)

"Siapa bilang itu Muktamar PPP?!" kata Djan Faridz kepada wartawan, sebelum membuka acara Muskerwil DPW PPP Jatim, Jumat.

Djan Faridz sebelumnya meminta Presiden untuk tidak menghadiri muktamar itu. Bahkan, ia mengancam akan memecat kader PPP yang hadir dalam muktamar islah.

Djan menggunakan istilah "haram" untuk mencegah kader PPP hadir dalam kegiatan tersebut.

Kompas TVIslah Jadi Agenda Utama Muktamar PPP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com