Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Nofiadi: Saya Minta Maaf kepada Semua Warga Ogan Iir

Kompas.com - 18/03/2016, 18:50 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi langsung dibawa ke Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lido, Sukabumi, Jumat (18/3/2016).

Dengan mengenakan kemeja putih beraksen biru dirangkap dengan baju tahanan BNN berwarna oranye dan sepatu coklat, Nofiadi berjalan menuju mobil tahanan.

Sebelum meninggalkan kantor pusat BNN, ia sempat menyatakan permintaan maafnya kepada semua warga yang pernah dipimpinnya.

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Ogan Ilir. Insya Allah, saya akan kembali bekerja. Minta maaf juga buat keluarga," ujar dia.

(Baca: Selain Narkoba, Bupati Ogan Ilir Diduga Lakukan Pencucian Uang)

Seusai ditetapkan menjadi tersangka, Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi akan menjalani proses rehabilitasi selama 6 bulan sambil menunggu proses penyidikan berjalan.

Menurut keterangan Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Arman Depari, berdasarkan bukti secara forensik, Nofiadi positif mengonsumsi amphetamine jenis sabu. Berdasarkan uji medis, Nofiadi memenuhi syarat untuk direhabilitasi.

(Baca: Setelah Menjadi Tersangka, Bupati Ogan Ilir Akan Jalani Rehabilitasi)

"Setelah ditetapkan statusnya hari ini, akan dikirim ke pusat rehabilitasi sambil menunggu proses penyidikan," ujar Arman saat memberikan keterangan di kantor pusat BNN, Jakarta, Jumat.

Sementara itu, BNN juga menetapkan dua terperiksa lain sebagai tersangka, yakni ICN dan MU. Atas perbuatannya, ketiga orang tersebut dikenakan Pasal 112 dan 127 Undang-Undang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 12 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com