Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratna Sarumpaet: Ketika Jokowi Lakukan Kesalahan, Kenapa Slank Tidak Mengkritik

Kompas.com - 16/03/2016, 19:32 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seniman sekaligus aktivis, Ratna Sarumpaet, mengatakan bahwa sah saja jika ada sekelompok seniman atau artis yang memiliki sikap politik mendukung pemerintah.

Namun, mereka juga harus siap menjadi pengkritik apabila kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah jauh dari kepentingan rakyat.

Ratna memberikan kritiknya terhadap grup band Slank yang ia nilai terlalu membabi buta dalam mendukung pemerintahan Joko Widodo.

Padahal, Jokowi selama ini dinilai gagal menerapkan kebijakan yang pro-rakyat. Buktinya, menurut Ratna, banyak sumber daya alam Indonesia yang dikuasai oleh pemodal asing.

"Saya sedih jika pemerintahan ini gagal, tetapi masih ada artis yang nongkrong di situ. Saya bingung. Slank jangan ikut-ikutan jadi neoliberalis-lah," ujar Ratna seusai menghadiri diskusi bertajuk "Perlukah Artis dan Seniman Berpolitik?" di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Lebih lanjut, Ratna menekankan, seniman bukannya tidak boleh memihak. Namun, ketika pemerintah melakukan kesalahan, seniman harus memberikan kritik.

Ratna menceritakan bahwa ia juga pernah berada di jajaran pemerintahan ketika diminta Ali Sadikin menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta.

"Saya tidak selalu berseberangan dengan pemerintah. Namun, saya butuh dari jawaban Slank. Ketika pemerintahan Jokowi melakukan kesalahan, kenapa mereka tidak mengkritik?" ucapnya.

Ratna mengatakan, seniman harus bisa menempatkan diri di tempat yang tepat dan harus selalu berpihak kepada masyarakat.

"Saya harap ini bisa disampaikan kepada Slank," kata Ratna.

Selama Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, Slank memang dikenal mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Seusai Pilpres, Slank tetap aktif menyuarakan aspirasi politik dan menyuarakan tuntutan ke Presiden Jokowi.

Salah satunya saat Slank manggung di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menentang Revisi UU KPK. (Baca: Menentang Revisi UU KPK, Slank Manggung di Gedung KPK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com