Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut Dukung Ani Yudhoyono Dibanding Jokowi dalam Pilpres 2019

Kompas.com - 15/03/2016, 16:28 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menekankan, dirinya akan mendukung penuh Ani Yudhoyono jika diusung Demokrat pada Pemilu Presiden 2019.

Ruhut akan total mendukung Ani meski kemungkinan akan bertarung dengan petahana Presiden Joko Widodo yang sempat didukungnya pada Pemilu 2014.

"Kalau aku kan kader partai. Kan, kalau kemarin, Demokrat tidak mengusung calon," kata Ruhut saat dihubungi, Selasa (15/3/2016).

Ruhut meyakini, Ani Yudhoyono mempunyai peluang untuk bersaing dengan Jokowi. Ruhut menyadari, elektabilitas Jokowi sebagai petahana sangat tinggi. Namun, hal itu bukan berarti bahwa peluang bagi Ani sudah tertutup.

"Politik kan last minute. Jokowi berapa tahun sebelumnya enggak ada yang kenal kan," kata dia.

Ruhut lantas membandingkan Ani Yudhoyono dengan Hillary Clinton yang kini mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat. (Baca: Nurhayati: Ibu Ani Bisa Lebih Hebat dari Hillary Clinton)

Hillary adalah istri Bill Clinton yang sudah dua periode menjadi Presiden Amerika Serikat, yakni pada 1993-2001.

"Kalau Hillary Clinton menang, ada kemungkinan Bu Ani juga bisa," ucap Ruhut.

Partai Demokrat mulai mempersiapkan Ani untuk diusung sebagai calon presiden pada 2019. (Baca: Demokrat Mulai Persiapkan Ani Yudhoyono Jadi Capres 2019)

Gambar Ani Yudhoyono bertuliskan "Calon Presiden Partai Demokrat 2019" sudah tersebar di media sosial.

Dalam foto tersebut, Ani Yudhoyono mengenakan baju berwarna biru khas Demokrat, melambaikan tangan, dan berlatar belakang bendera Merah Putih.

Foto dilengkapi tulisan "Lanjutkan!" dan juga tagar "#AniYudhoyono2019". (Baca: PDI-P: Selamat untuk Bu Ani)

Ruhut membenarkan bahwa foto tersebut memang dibuat oleh tim DPP Partai Demokrat. Sebab, sudah ada masukan dari masyarakat agar Demokrat mengusung istri Susilo Bambang Yudhoyono itu sebagai capres.

Nama Ani sempat masuk bursa calon presiden 2014. Namun, SBY ketika itu menekankan, istrinya tidak akan maju dalam Pilpres 2014. (Baca: SBY-Ibu Ani Tak Akan Ikut Pilpres 2014)

Hal yang sama disampaikan Ani dalam buku biografinya. Ani mengaku pernah ditanya seorang siswa yang berkunjung ke Istana Negara.

"Ibu Ani, apakah ibu nanti akan menggantikan SBY jadi presiden? Seperti Hillary Clinton?" tanya siswa tersebut.

Dalam bukunya, Ibu Ani mengatakan, "Aku tersentak mendengar pertanyaan itu. Jauh di luar bayanganku. Bagiku, mendampingi SBY hingga bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik adalah tujuanku dan bila tercapai itu sudah cukup melegakan. Jika SBY sudah tidak jadi presiden, maka kedudukan paling terhormatku adalah tetap menjadi nyonya SBY, bukan menjadi presiden."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com