Tak "membadut" lagi
"Vocational training sudah diberikan, produk sudah dilihat, bahkan ada yang minta dibuka topi badutnya. Artinya, mereka siap meninggalkan (kehidupan sebagai gelandangan dan pengemis, akan bersama-sama direlokasi yang lahannya sudah disiapkan Pemerintah Kota Malang," kata Khofifah.
Dalam kegiatan peletakan batu pertama dan penyerahan bantuan itu, ada sederet meja yang memajang produk makanan dan kerupuk. Ternyata, sederet produk tersebut merupakan hasil olahan dari para eks gelandangan dan pengemis yang bakal segera menjalani relokasi permukiman pula.
Sebelumnya, para pembuat penganan itu mengumpulkan uang dengan menjadi badut yang meminta uang dari para pengguna jalan.
"Ya, dulu kalau membadut sehari dapatnya enggak tentu, bisa Rp 25.000 sampai Rp 30.000. Itu masih dibagi untuk lima orang sekelompok," tutur Kartini (46) yang ditemui Kompas.com di lokasi.
Menurut Kartini, usaha membuat penganan sebagai upaya penghidupan baru keluarganya memang belum menghasilkan banyak uang. Namun, dia mengaku tetap lebih senang menyongsong masa depannya dengan program-program pengentasan itu dibandingkan terus membadut di jalanan. Kartini-lah yang meminta Khofifah melepas kostum badut di lokasi peletakan batu pertama perbaikan RTLH di Kelurahan Buring.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.