Ketika itu, Soeharto mengakui, pembangunan kelautan bukan hal mudah dan sederhana karena harus dilakukan lintas sektoral, mencakup banyak bidang serta membutuhkan sumber daya manusia terampil, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dana sangat besar.
Soeharto mengatakan hal itu di masanya, di zamannya.
Sekarang bagaimana? "Kalau masih sulit, ya, mulai membangun dan menata kembali sungai supaya tidak banjir, memelihara mata air, membuat dan memelihara embung atau situ atau rawa. Sebentar lagi musim kemarau, air sulit," kata seorang relawan Jokowi-Kalla (di masa Pemilihan Presiden 2014) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/2).
Tol laut
Sedikit catatan atau komentar jenaka berkaitan dengan seruan Presiden Jokowi dalam pidato pelantikannya sebagai presiden di Gedung Parlemen Senayan, Senin, 20 Oktober 2014, tentang janji akan mengembalikan kejayaan Indonesia di laut.
Mengomentari pidato itu, Direktur PT Pelindo II (saat itu) Richard Joost Lino antara lain mengetengahkan, kejayaan di laut Indonesia bisa dimulai dengan program tol laut.
Ketika ditanya tentang tol laut ini, pekan lalu seorang wartawati dari media berjaringan internasional yang sehari-hari bertugas di istana kepresidenan punya komentar singkat bernada genit seperti ini, "Tol laut? Maksudnya, banjir di tol," (J Osdar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.