Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soeharto, SBY, dan Jokowi

Kompas.com - 02/03/2016, 09:28 WIB

Dalam pidato kenegaraan hari pertama sebagai presiden ke-6 RI di Istana Merdeka (menghadap ke Monas), Jakarta, Rabu 20 Oktober 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk "bekerja keras" menghadapi segala tantangan berat yang dihadapi bangsa dan negara ini.

"Mari, kita bekerja keras untuk menghadapi segala tantangan ini. Besok pagi, 21 Oktober, insya Allah saya akan melantik anggota kabinet masa bakti 2004-2009.

Setelah itu, kami akan langsung menyingsingkan lengan baju untuk merumuskan dan menjalankan langkah-langkah awal kebijakan dan rencana aksi pemerintah," kata SBY didampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.

Dari berita ini, pada keesokan harinya, Kamis 21 Oktober 2004, muncullah di surat kabar ini tajuk rencana dengan judul "Masa Berucap Sudah Berlalu, Kini Saatnya Bekerja".

Pidato pertama SBY sebagai presiden bukan diadakan di gedung parlemen di Senayan, melainkan di Istana Merdeka. Soal ini ada keluhan khusus dari SBY. Di waktu lain kita bahas soal ini.

Bekerja, bekerja, bekerja

Dalam pidato pertamanya setelah dilantik sebagai presiden ke-7 RI dalam Sidang Paripurna MPR, Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla juga menyampaikan 17 kali kosakata, "bekerja, bekerja, dan bekerja".

Keesokan paginya muncullah judul berita, "Bekerja, Bekerja, Bekerja".

Tajuk rencana surat kabar ini memilih judul, "Saatnya Langsung Bekerja".

Dalam pidatonya, Jokowi juga mengumandangkan soal laut atau maritim. "Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.

Samudra, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, selat, dan teluk," demikian kata Presiden Jokowi.

Seruan agar bangsa Indonesia kembali ke laut juga pernah diserukan presiden ke-2 RI Soeharto di Ujung Pandang (Makassar), dalam Konvensi Nasional Pembangunan Benua Maritim Indonesia, Rabu 18 Oktober 1996.

Saat itu, teks pidato Presiden Soeharto dibacakan Menteri Negara Riset dan Teknologi BJ Habibie.

Soeharto waktu itu menegaskan, pada masa lalu Indonesia mencatat sejarah sebagai bangsa bahari. Namun, dalam perjalanannya telah kehilangan keterampilan bahari sehingga luntur pula jiwa maritimnya.

Ketika itu, Soeharto mengakui, pembangunan kelautan bukan hal mudah dan sederhana karena harus dilakukan lintas sektoral, mencakup banyak bidang serta membutuhkan sumber daya manusia terampil, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dana sangat besar.

Soeharto mengatakan hal itu di masanya, di zamannya.

Sekarang bagaimana? "Kalau masih sulit, ya, mulai membangun dan menata kembali sungai supaya tidak banjir, memelihara mata air, membuat dan memelihara embung atau situ atau rawa. Sebentar lagi musim kemarau, air sulit," kata seorang relawan Jokowi-Kalla (di masa Pemilihan Presiden 2014) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/2).

Tol laut

Sedikit catatan atau komentar jenaka berkaitan dengan seruan Presiden Jokowi dalam pidato pelantikannya sebagai presiden di Gedung Parlemen Senayan, Senin, 20 Oktober 2014, tentang janji akan mengembalikan kejayaan Indonesia di laut.

Mengomentari pidato itu, Direktur PT Pelindo II (saat itu) Richard Joost Lino antara lain mengetengahkan, kejayaan di laut Indonesia bisa dimulai dengan program tol laut.

Ketika ditanya tentang tol laut ini, pekan lalu seorang wartawati dari media berjaringan internasional yang sehari-hari bertugas di istana kepresidenan punya komentar singkat bernada genit seperti ini, "Tol laut? Maksudnya, banjir di tol," (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com