JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan anggota Jamaah Islamiyah Nasir Abbas menyebutkan, kelompok teroris dahulu memiliki perbedaan karakter dengan kelompok teroris pada masa kini.
"Dulu bisa dikatakan well trained, serta well organized. Sekarang well trained, tapi unwell organized," ujar Nasir saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (1/3/2016).
Kelompok teroris pada era Bom Bali I dan II, menurut Nasir, tersentralisasi pada satu sosok. Sosok itu adalah Noordin M Top.
Garis komando antara Noordin dan anak buahnya begitu tegas dan jelas.
"Dia mengajak kelompok lain, tetapi masih di bawah dia. Sangat well organized," ujar Nasir.
Sementara itu, kelompok teroris saat ini terbilang tidak memiliki sosok yang berada tegas di garis komando.
Garis antara atasan dan bawahan samar-samar, menyebar, bahkan boleh dibilang terputus.
Namun, diakui Nasir, soal militansi, tidak beda jauh antara kelompok teroris dahulu dan saat ini.
Perbedaan itu berimbas pada kualitas aksi para teroris. Serangan teror kelompok dahulu terbilang besar, ampuh, dan menuai banyak korban.
"Sementara kalau sekarang karena bukan dari orang yang punya kemampuan organisasi baik mengakibatkan persiapannya tidak bagus, langkah-langkahnya kurang bagus, dan hasilnya tidak seperti yang mereka harapkan," ujar Nasir.
Meski demikian, Nasir mengakui, kelompok teroris saat ini merancang serangan dengan berbagai variasi. Serangan itu bukan melulu dengan bom atau senjata api.
"Susah untuk dikatakan lebih berbahaya yang dulu atau sekarang. Yang jelas, sekarang ini lebih banyak macamnya, lebih variasi aksinya," ujar Nasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.