Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Kemenag: Tingkat Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Tinggi

Kompas.com - 10/02/2016, 12:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama yang dilakukan Kementerian Agama pada tahun 2015 menunjukkan, rata-rata nasional kerukunan umat beragama berada pada poin 75,36 dalam rentang 0-100.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abd Rahman Mas'ud mengatakan, angka ini menempatkan Indonesia pada kategori kerukunan tinggi.

"Hasil survei ini menunjukkan bahwa Indonesia secara rata-rata nasional, berada pada kategori kerukunan tinggi," kata Rahman, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Rabu (10/2/2016).

Kerukunan tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini, jelas Rahman, adalah bekerjanya dimensi kerukunan, yaitu toleransi, kesetaraan dan kerja sama secara signifikan.

Namun, Rahman mengatakan, rata-rata kerukunan nasional itu menyisakan beberapa catatan. Kemenag tak menutup mata bahwa masih ada sejumlah kasus di sejumlah daerah.

Misalnya, konflik pendirian rumah ibadah yang masih terjadi di beberapa daerah seperti kasus di Aceh singkil, Tolikara, Bekasi, dan daerah-daerah lainnya.

Akan tetapi, kasus-kasus tersebut dinilai tak merepresetasikan Indonesia.

"Isolated case namanya. Kasus yang terisolasi. Tidak merepresentasikan Indonesia. Tapi memang banyak kasus-kasus seperti ini yang di-blow up," ujarnya.

Adapun tiga daerah dengan kerukunan agama tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (83,3 persen), Bali (81,6 persen) dan Maluku (81,3 persen).

Rahman menuturkan, hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat harmoni di sebagian besar wilayah Indonesia sangat baik.

Survei dilakukan secara kuantitatif dan pengambilan sampel dilakukan melalui multistage random sampling dengan jumlah responden 2.720 orang, dan margin of error 17 persen. Adapun responden mewakili keluarga yang tersebar di 34 ibu kota provinsi.

Tingkat kerukunan diukur melalui tiga indikator yaitu tingkat toleransi, kesetaraan dan kerjasama antar umat beragama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com