Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soeharto Dalam Ingatan: Runtuhnya Ambisi Kekuasaan Bapak Pembangunan

Kompas.com - 28/01/2016, 11:07 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

Setelah itu, Jessy menyadari bahwa kepemimpinan Presiden Soeharto punya dampak lebih dari yang ia kira. Menurutnya, kekuasaan seseorang harus tetap dibatasi. Seorang pemimpin yang berkuasa lebih dari lima tahun rentan dengan penyalahgunaan kekuasaan.

Ketika dulu ia melihatnya sebagai Bapak Pembangunan, sekarang ia melihatnya sebagai seorang ambisius yang jatuh karena tak tahu kapan waktunya untuk berhenti.

"Saya rasa Indonesia belajar banyak dari kesalahan masa lalu, setidaknya kita paham bahwa tidak ada penguasa yang boleh dibiarkan melenggang terlalu lama," tutur Jessy.

Suara "wong cilik"

Lain lagi dengan Pak Didin. Pria penjual kopi yang sehari-hari menjajakan dagangannya di sekitar Rumah Sakit Pertamina Pusat ini mengaku lebih mudah menjalankan usahanya saat Soeharto masih menjadi Presiden.

Masa kepemimpinan Soeharto justru lebih banyak memberikan kenyamanan dari segi perekonomian.

"Saya jualan kopi sejak tahun 1982. Dulu duit 100 ribu bisa bawa pulang berkardus-kardus kopi. Cari duit gampang. Sekarang duit segitu udah enggak ada harganya. Apa-apa mahal dan biaya sekolah anak juga tinggi," ujarnya.

(Kumpulan foto: Sewindu Meninggalnya Soeharto)

Sementara, bagi Siti Nurbaiti, seorang pemilik warung kelontong di daerah Bendungan Hilir, hal yang sulit ditemukan lagi saat ini adalah rasa aman. Meski dari sisi ekonomi tidak jauh berbeda, namun zaman Soeharto jarang sekali terjadi kasus kekerasan seperti terorisme.

"Dulu sepertinya jarang ada teror bom kayak kemarin itu. Korupsi juga nggak terlalu kelihatan, sekarang hampir tiap hari ada berita korupsi," ujar Siti.

Namun ia juga mengakui bahwa setelah Soeharto lengser, pemerintah menjadi lebih terbuka. Seperti tidak ada jarak antara pejabat dengan masyarakat.

"Sekarang kan pemimpin benar-benar turun ke jalan. Kalau dulu rasanya pejabat kurang dekat dengan rakyatnya," ungkapnya.

*******
Catatan redaksi:

Kemarin, tepat delapan tahun lalu, Presiden kedua RI Muhammad Soeharto berpulang. Memperingati sewindu peristiwa tersebut, redaksi Kompas.com menayangkan artikel-artikel terkait sosok penguasa Orde Baru tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Nasional
Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Nasional
Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Nasional
Tanggapi Survei Litbang 'Kompas', Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Tanggapi Survei Litbang "Kompas", Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Nasional
Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Nasional
Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Nasional
Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Nasional
Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Nasional
Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji 'Ilegal'

Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji "Ilegal"

Nasional
Merespons Survei Litbang 'Kompas', Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Merespons Survei Litbang "Kompas", Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com