Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rio Capella: Kacau-balau Ini Persidangan, Sakit Jiwa!

Kompas.com - 27/01/2016, 15:52 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella naik pitam saat bersaksi di persidangan perkara Gubernur nonaktif Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho.

Dalam perkaranya, Rio disebut menerima uang sebesar Rp 200 juta dari istri Gatot, Evy Susanti. Uang tersebut diserahkan melalui teman lama Rio, Fransisca Insani Rahesti atau Sisca.

Rio pun memberikan sebesar Rp 50 juta dari uang tersebut untuk Fransisca untuk membantu biaya sekolah anaknya. Namun, Rio kaget mendengar kesaksian Sisca saat dikonfrontasi di persidangan.

"Uang yang dari Rio Rp 50 juta, sudah dikembalikan ke rekeningnya," ujar Sisca di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Mendengar keterangan Sisca, Rio bereaksi. Ia mempertanyakan bagaimana bisa Sisca mengembalikan uang sementara dirinya tidak pernah memberikan nomor rekening.

(Baca: Rio Capella Sebut Ada Aktor Utama yang Belum Terseret dalam Kasusnya)

"Dari siapa nomor rekeningnya?" tanya hakim.

"Saya dikasih nomor rekening dari seseorang," kata Sisca.

Namun, Sisca enggan membuka siapa orang yang dia maksud. Uang tersebut baru dikembalikan Sisca ke rekening Rio pada pertengahan Januari 2016. Rio marah karena pengembalian itu tidak dia diketahui sebelumnya.

"Kacau-balau ini persidangan. Kemarin lain (keterangannya). Saya saja pelakunya bingung. Sakit jiwa!" kata Rio berang.

(Baca: Anggap Tuntutan Janggal, Pengawas KPK Periksa Jaksa di Kasus Rio Capella)

Rio telah divonis sebelumnya oleh hakim Pengadilan Tipikor dengan hukuman dua tahun penjara.

Rio terbukti menerima suap dari Gatot dan Evy untuk "mengamankan" kasus bansos yang ditangani Kejaksaan Agung. Pasalnya, dalam surat panggilan permintaan keterangan, nama Gatot sudah tercantum sebagai tersangka perkara tersebut.

Namun, Rio membantah uang itu merupakan suap dari Evy. Menurut Rio, uang tersebut hanya untuk "ngopi-ngopi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com