Kepala Disaster Victim Identification (DVI) Polri Komisaris Besar (Pol) Anton Castelani mengatakan, saat ini jenasah itu masih dalam penguasaan kepolisian Malaysia (PDRM). Proses identifikasi pun dilakukan oleh mereka.
"DVI sedang berkoordinasi dengan PDRM agar sidik jari korban dapat dikirim ke Indonesia untuk dicocokkan dengan data Inafis," ujar Anton, Rabu (27/1/2016) pagi.
[Baca: 13 WNI Ditemukan Tewas di Perairan Malaysia]
Saat ini, lanjut Anton, data antemortem yang dikoordinasikan, baru sebatas sidik jari. Sebab, kondisi jenasah terbilang baik sehingga dapat dicocokkan hanya dengan melalui sidik jari saja.
Namun, jika ke depannya PDRM mengalami kesulitan dalam proses identifikasi, Anton memastikan bahwa DVI Polri siap untuk mengumpulkan data antemortem lain dari keluarga dekat supaya kepastian identitas korban tak terbantahkan.
"Kami koordinasi terus kok, apa-apa yang mereka butuhkan demi proses identifikasi," ujar Anton.
Tiga belas jenazah itu ditemukan di perairan Laut Kelise, Sungai Tengah, Bandar Penawar Kota Tinggi, Johor, Malaysia, pada Selasa sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
[Baca: KJRI: 13 Jenazah WNI Korban Kapal Tenggelam Sedang Divisum]
"Betul, ditemukan jenazah di sana dan saat ini sedang dilakukan proses identifikasi," kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno mengonfirmasi melalui pesan pendek yang diterima di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Johor Bahru Taufiqur Rijal menambahkan, 13 jenazah yang ditemukan terdiri dari sembilan perempuan dan empat laki-laki.
Mereka diduga adalah korban kapal tenggelam setelah dihantam ombak setinggi tiga meter. Kapal tersebut diduga berangkat dari perairan Indonesia dan masuk ke perairan Malaysia secara ilegal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.