Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tarik Buku TK yang Dianggap Bermuatan Radikalisme

Kompas.com - 21/01/2016, 22:09 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua BPNU Bidang Pengkaderan, Nusron Wahid, meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menarik semua buku pelajaran anak TK atau PAUD yang di dalamnya dianggap terdapat konten penyebaran paham radikalisme.

Buku-buku tersebut harus segera dicabut dari peredaran karena dinilai berpotensi menjadi sarana cuci otak agar generasi bangsa mulai tertanam paham radikalisme sejak dini.

"Ini sangat bahaya sehingga pemerintah harus bertindak cepat. Sisir semua daerah yang ada peredaran buku itu dan segera tarik dari peredaran," ujar Nusron Wahid dalan keterangan tertulisnya, Kamis (21/1/2016).

"Pemerintah jangan membiarkan anak-anak kita dirusak pikirannya dengan penyelundupan paham radikalis seperti termuat dalam buku-buku itu," kata dia.

Mantan Ketua Umum GP Ansor ini juga meminta pemerintah beserta pihak berwajib melakukan penyelidikan apakah ada unsur penghasutan dan penyebaran ajaran radikalis yang kecenderungannya membenarkan praktik kekerasan dengan mengatasnamakan jihad.

Sebab, di dalam buku itu memang terdapat kalimat dan kata-kata yang selama ini identik dengan pemahaman radikalis untuk membenarkan terorisme.

"Seperti yang ditemukan GP Ansor itu kan ada kalimat-kalimat yang sangat disayangkan itu bisa masuk dalam buku pelajaran, terlebih untuk anak-anak TK dan PAUD," ucap Nusron.

Sedikitnya, GP Ansor menemukan ada 32 kalimat dalam lima buku tersebut yang dianggap mengarah pada radikalisme.

Beberapa di antaranya adalah "Gegana Ada Dimana", "Bahaya Sabotase", "Cari Lokasi Di Kota Bekasi", "Gelora Hati Ke Saudi", "Bom", "Sahid Di Medan Jihad", hingga "Selesai Raih Bantai Kiai".

(Baca GP Anshor Temukan Buku TK Berisi Kata Bom, Jihad, Sabotase, hingga Gegana)

Nusron pun meminta pihak kepolisian untuk seger menyelidiki penulis hingga penerbit buku-buku tersebut.

"Tidak boleh yang seperti ini dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja mengingat persoalan terorisme di bangsa ini benar-benar sudah jadi ancaman nyata," ucap Nusron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com