Dalam sebuah talkshow "Inspiring Leader" yang diselenggarakan oleh Cyrus Network dan Citra Activation di Auditorium Pusat Studi Jepang UI Depok, rabu (13/1/2016), Nurdin memaparkan kisahnya selama menjadi Bupati Bantaeng sejak 2008.
"Masalah terbesar saat itu di Bantaeng adalah banjir. Banyak sawah yang terendam. Maka saya membangun cekdam (tanggul pengaman) dan sungai buatan. Dengan begitu saat musim kemarau pun tidak akan kekeringan," kata Nurdin.
Kini, di tangan Nurdin Abdullah, Kabupaten Bantaeng tak lagi dipandang sebelah mata. Perlahan Kabupaten yang terletak di Sulawesi Selatan ini mulai unjuk gigi. Dengan berfokus meningkatkan sektor pertanian sebagai unggulan.
Untuk mewujudkan proyek itu, dia mengikutsertakan mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar dan mahasiswa dari Jepang. Hasilnya, Bantaeng bisa surplus 21 persen di bidang ketahanan pangan.
Di sektor pelayanan kesehatan, Nurdin menginisiasi Brigade Siaga Bencana lengkap dengan layanan call center. Brigade ini terdiri dari tenaga-tenaga medis yang siap siaga selama 24 jam ketika masyarakat membutuhkan di rumahnya.
Tidak hanya di Bantaeng, Brigade Siaga Bencana juga melayani 8 Kabupaten di sekitarnya. Selain itu sektor pariwisata pun ia jadikan andalan untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
Pantai-pantai yang ada dibenahi dan dipercantik sehingga menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Ada beberapa pantai yang menjadi andalan tujuan wisata di sana, seperti Pantai Marina Korong Batu, Pantai Lamalaka, dan Pantai Seruni. Ke depannya, Bantaeng akan bersaing di sektor pariwisata tanah air," ungkapnya.
Kebijakan lain yang ia lakukan adalah memangkas anggaran belanja pegawai yang dirasa tidak perlu. Sehingga, dana APBD yang ada cukup untuk pembangunan infrastruktur.
"APBD yang dimiliki oleh Bantaeng itu sebesar 231 miliar rupiah, 62 % habis untuk belanja pegawai. Kira-kira besarnya 21 miliar rupiah. Akhirnya saya perkecil menjadi 3 miliar saja," ujar Nurdin.