Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK Laporkan Sejumlah Calon Kepala Daerah ke KPK atas Dugaan Politik Uang

Kompas.com - 04/12/2015, 17:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan telah memberikan Laporan Hasil Analisis (LHA) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi terkait praktik politik uang dalam Pilkada.

Menurut Wakil Ketua PPATK Agus Santoso, praktik politik uang itu diduga dilakukan oleh sejumlah calon kepala daerah.

Kecurigaan itu berdasarkan adanya transaksi keuangan dalam jumlah besar, namun tidak jelas jenis transaksinya.

"Jadi misal begini, ada orang mengirim ke mister X uang Rp 2 miliar. Tapi dalam hubungan apa ya, enggak dagang, enggak apa," kata Agus di Jakarta, Jumat (4/12/2015).

"Nah terus dia mengumpulkan uang seperti itu di rekeningnya itu uangnya puluhan milyar. Tapi dari orang-orang yang mitra usaha bukan, apa bukan," tutur Agus. 

Agus tidak bisa memastikan berapa jumlah calon kepala daerah yang dilaporkan ke KPK. Ia menambahkan, pihaknya menyerahkan kepada KPK untuk menyelidiki.

Namun, belum dapat diprediksi ke mana saja uang tersebut mengalir. Ini dikarenakan transaksi masih banyak yang menggunakan nama orang lain.

"Kalau di pencucian uang itu kan ngumpulin dana dari bangak orang. Jadi, many to one. One itu bukan satu, bisa juga berenteng ke beberapa orang, nanti dia sebar lagi," ujar Agus.

Menurut Agus, indikasi praktik politik uang tersebut perlu diverifikasi terlebih dahulu. Sebab, yang dilihat oleh PPATK adalah pada tataran pihak yang memainkan dana.

"Tapi dibagi ke mana saja, kita masih belum tahu membaginya ke mana. Yang jelas ada orang-orang ini yang mengumpulkan dana yang diduga untuk money politik di Pilkada," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com