Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Pengunduran Diri Sigit sebagai Dirjen Pajak Diapresiasi

Kompas.com - 02/12/2015, 11:54 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah Sigit Priadi Pramudito mengundurkan diri sebagai Direktur Jenderal Pajak diapresiasi. Sigit mundur setelah merasa tidak mampu memenuhi target penerimaan pajak di atas 85 persen dari sasaran yang terdapat pada APBN-P 2015.

"Pak Sigit memberikan teladan bagi kita semua, bahwa kinerja yang terukur dalam menjalankan tugas adalah sangat penting karena negara yang menjadi taruhannya," kata anggota Komisi XI DPR Misbakhun dalam keterangannya, Rabu (2/12/2015).

Target penerimaan pajak tahun 2015, di luar pajak minyak dan gas, sebesar Rp 1.244 triliun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, penerimaan pajak hingga 27 November sebesar Rp 806 triliun atau 64,75 persen.

Dengan demikian, realisasi terhadap target kurang Rp 438,72 triliun. (Baca: Tak Sanggup Penuhi Target, Dirjen Pajak Mengundurkan Diri)

Namun, dari perhitungan yang dilakukan Sigit, penerimaan pajak hingga akhir 2015 diperkirakan hanya mencapai 80-82 persen.

Misbakhun mengatakan, penerimaan pajak yang baru mencapai 64 persen memiliki risiko tinggi. Hal itu dapat melebarkan defisit APBN. Sementara tahun 2015 akan berakhir kurang dari satu bulan.

"Pemerintah harus memutar otak mencari cara bagaimana defisit APBN tidak melebihi ketentuan peraturan perundang-undangan sebesar 3 persen," kata dia.

Sigit sebelumnya beralasan, dirinya menjadi dirjen pajak bukan karena ditugaskan, melainkan melamar melalui lelang terbuka jabatan.

Oleh sebab itu, pengunduran diri merupakan bentuk tanggung jawab saat target tidak tercapai. (Baca: Mundur sebagai Dirjen Pajak, Sigit Priadi Kirimkan SMS Ini)

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, melalui keputusan menteri, menunjuk Ken sebagai Pelaksana Tugas Dirjen Pajak. Ken pernah menjadi Kepala Kantor Wilayah Pajak Kalimantan Timur dan Jawa Timur.

Sebelumnya, dalam seleksi calon dirjen pajak, Sigit yang pernah menjabat Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar Jakarta adalah salah satu dari empat nama yang diajukan Menteri Keuangan kepada Presiden. Tiga nama lain yang diperoleh dari hasil seleksi adalah Ken Dwijugiasteadi, Suryo Utomo, dan Catur Rini Widosari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com