Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Pekerja Migran Diusulkan Jadi Agenda Tahunan BNP2TKI

Kompas.com - 01/12/2015, 18:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan pekerja migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan Pemangku Kepentingan Sektor Ketenagakerjaan yang diselenggarakan selama 3 (tiga) pada 23 - 25 November 2015 di Universitas Negeri Jember, Jawa Timur, disambut baik oleh 1.670 peserta yang hadir. Hadir pada pertemuan bertema "Negara Hadir, Buruh Migran Terlindungi", itu antara lain akademisi, LSM, pemerintah pusat dan daerah, media, mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerjasama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Migrant Care, dan Universitas Jember. Peserta yang hadir merupakan delegasi komunitas pekerja migran Indonesia dari berbagai wilayah, mulai NTT hingga Jawa Barat dan dari berbagai negara seperti Malaysia hingga Belanda.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid memandang perlu diselenggarakannya kegiatan untuk mempertemukan pekerja migran dengan pemangku kepentingan secara rutin. Untuk itu, Nusron mengusulkan agar pertemuan akbar tersebut menjadi agenda tahunan BNP2TKI.

"Untuk itu, perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan unit internal terkait di BNP2TKI agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara rutin," kata Nusron, Selasa (1/12/2015).

Selam tiga hari dilaksanakan kegiatan tersebut menghasilkan rumusan road map perlindungan pekerja migran berbasis pada penegakan hak asasi manusia (HAM) dan keadilan gender. Rumusan itu dimulai dengan mereformasi berbagai kebijakan diskriminatif yang tidak melindungi pekerja migran dengan menuntut kehadiran pemerintah, mulai pemerintahan di desa dan menghilangkan peran eksploitatif sektor swasta.

Salah satu momentum untuk merumuskan hal tersebut melalui percepatan revisi UU nomor 39 tahun 2004. Revisi itu dinilai sebagai pencapaian tertinggi dalam upaya perlindungan pekerja migran.

"Perubahan UU ini disadari bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, diharapkan seluruh instansi pemerintah, masyarakat madani, buruh migran, maupun pihak-pihak terkait untuk duduk bersama dalam membangun sinergi sehingga tercipta migrasi yang aman, nyaman dan murah," kata Nusron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com