JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar meninggalnya Dionisius Giri Samudra, seorang dokter muda di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, sampai ke telinga Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Empati pun mengalir dari orang nomor dua di republik ini. Kalla merendahkan nada suaranya saat menjawab pertanyaan wartawan ihwal kabar duka itu.
"Iya tahu itu di Dobo. Tentu kami mengucapkan berbelasungkawa," ujar Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Sebelum meninggal, Dionisius dikabarkan menderita demam ditambah penurunan kesadaran dan trombositnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh mengungkapkan, penyebab kematian dokter muda Dionisius karena terkena campak diiringi demam tinggi.
Sebenarnya, Dionisius sudah dirawat di RSUD Cendrawasih Dobo sejak Minggu (8/11/2015). Namun karena fasilitas yang sangat terbatas, dia tak dapat ditangani dokter.
Opsi untuk dirujuk ke rumah sakit yang lebih baik pun mengemuka. Sejumlah rekannya sesama dokter telah berusaha mencarikan solusi agar Dionisius cepat dirujuk.
Tetapi sulitnya alat transportasi menjadi kendala. (Baca: Tak Ada Biaya Evakuasi, Dokter Muda Ini Dikabarkan Meninggal Saat Bekerja di Kepulauan Aru)
“Namun ada kendala dalam hal biaya untuk evakuasinya...selain itu juga mengenai pesawat yang akan menjemput ke sana...,” tulis Bambang Budiono, dokter Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, lewat akun Facebook-nya, Rabu (11/11/2015) sekitar pukul 18.25 Wita.
Wapres mengakui adanya keterbatasan transportasi di daerah terpencil di Indonesia.
Dia pun berharap agar perbaikan sarana dan prasana transportasi bisa dipercepat. Dengan demikian, tak ada lagi anak negeri yang jadi korban akibat buruknya transportasi.
Sebagai gambaran, perjalanan dari Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, membutuhkan waktu hingga 3,5 jam dengan pesawat udara.
Namun, jadwal penerbangan dari Dobo menuju Ambon tidak menentu.
Sementara bila menggunakan kapal laut, waktu tempuh akan jauh lebih lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.