"Bicara unsur pertahanan, kita harus melihat jejaring industri sampai pada pendukungnya. Jangan sampai kita memajukan industri pertahanan, tetapi lini jejaring industrinya tidak terbangun dengan baik," kata Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10).
Mahfudz mencontohkan industri baja untuk bahan baku pembuatan sejumlah alutsista, seperti badan tank atau kapal. Kalau industri baja tidak dikembangkan, tentu sulit memenuhi bahan baku. Hal itu menyebabkan sebagian produk industri pertahanan dalam negeri masih bergantung pada hasil impor.
Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi menegaskan komitmen untuk menggunakan produk dalam negeri. "Kami memesan dari PT PAL dan sejumlah galangan kapal swasta di Batam, Lampung, Jakarta, hingga Samarinda. Kalau ada bagian yang belum bisa dibuat di dalam negeri, tentu bisa diupayakan alih teknologi dengan negara tempat kita memesan," kata Ade, yang merancang platform peluncuran rudal Yakhont di KRI Oswald Siahaan. (ong/age/dia/che/sem/ody)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Oktober 2015, di halaman 5 dengan judul "Rantai Tank Kelas Dunia dari Depok".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.