Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Identifikasi Korban Aviastar Dimulai pada Hari Ini

Kompas.com - 07/10/2015, 09:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri akan memulai proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Aviastar, pada hari ini, Rabu (7/10/2015). Kepala DVI Kombes (Pol) Anton Castelani mengatakan, jenazah para korban telah dikirim ke kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara sejak Selasa (6/10/2015) malam.

"Selanjutnya, operasi DVI didelegasikan kepada Kabiddokes Polda Sulawesi Selatan di bawah pimpinan AKBP Harjuno," ujar Anton, melalui pesan singkat, Rabu pagi.

Tim identifikasi terdiri dari empat ahli forensik yaitu dua ahli gigi dan satuan identifikasi Polda Sulawesi Selatan untuk mengurus sidik jari. Mereka mulai bekerja pada hari ini.

Anton mengatakan, saat ini belum perlu menurunkan ahli DNA untuk terlibat dalam proses identifikasi tersebut. 

"Jika memang diperlukan, akan diperiksa dari DNA dengan cara mengirim sampel DNA ke Jakarta untuk diidentifikasi," ujar Anton.

Terkait kondisi korban, Anton mengatakan, timnya tak akan menyampaikannya secara terbuka untuk menjaga perasaan keluarga.

Pesawat Aviastar jenis PKBRM/DHC6 dengan nomor penerbangan MV 7503 itu mengangkut 10 orang yang tewas dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah tiga kru pesawat yakni Captain Iri Afriadi, Co pilot Yudhistira dan teknisi bernama Soekris Winarto. Ada pun, tujuh penumpang lainnya bernama Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir, Afif (1 tahun) dan Raya Adawiah (3 bulan). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com