JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menginstruksikan anak buahnya untuk menangkap auktor intelektualis atau dalang pembunuhan Salim alias Kancil (52), petani sekaligus aktivis, di Lumajang, Jawa Timur.
"Kan sudah ada yang ditetapkan tersangka, tinggal nanti dikembangkan lagi untuk cari siapa auktor intelektualisnya," ujar Badrodin saat dihubungi, Selasa (29/9/2015).
Badrodin yakin ada pihak-pihak yang menyuruh tersangka melakukan penganiayaan hingga berujung pada tewasnya Kancil. Saat ditanya apakah dirinya menjamin bahwa anak buahnya akan mengusut dan menemukan auktor intelektualis pembunuhan sadis tersebut, Badrodin yakin terhadap kinerja anak buahnya. Kasus itu diusut Kepolisian Resor Lumajang dan Polda Jawa Timur.
"Sudah di-back-up (penyidik Polda Jawa Timur). Lagi pula, sudah saya perintahkan, masa tidak dilaksanakan? Ya harus (dilaksanakan) dong," ujar Badrodin.
Badrodin sekaligus membantah kabar bahwa kepolisian setempat tak menggubris laporan masyarakat soal adanya ancaman pembunuhan. Badrodin mengatakan tidak mendapat kabar soal masyarakat yang melapor karena diancam.
Salim alias Kancil disiksa sampai tewas oleh puluhan orang tak dikenal, Sabtu (26/9/2015) lalu. Aktivis lain, Tosan (51), mengalami luka berat akibat pengeroyokan itu. Setelah pengeroyokan, polisi menetapkan 22 orang sebagai tersangka.
Kematian Kancil dikecam oleh para aktivis di seluruh Indonesia. Puluhan mahasiswa yang bergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pejuang Kemanusiaan (AMPK) menggelar demonstrasi di depan Mapolda Jatim. Demonstrasi ini diwarnai aksi teatrikal yang menggambarkan aksi pengeroyokan terhadap Kancil dan Tosan.
"Tegakkan HAM. Hentikan penambangan pasir yang merugikan rakyat. Usut tuntas kasus pembunuhan Salim," ujar koordinator aksi, Purwanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.