Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Berhasil atau Tidaknya Pertanian, Selalu Terjadi Urbanisasi

Kompas.com - 21/09/2015, 15:50 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan bahwa arus urbanisasi atau perpindahan warga dari desa ke kota mustahil dibendung. Meskipun sektor pertanian maju, Kalla menilai bahwa urbanisasi akan tetap terjadi karena kurangnya lapangan pekerjaan di desa.

"Kalaupun pertanian berhasil, biasanya produktivitas naik, timbul intensifikasi, maka terjadi juga pekerja di pedesaan pindah ke kota. Jadi, berhasil atau tidaknya pertanian, selalu terjadi urbanisasi," kata Kalla saat menyampaikan sambutannya dalam seminar tingkat tinggi di Jakarta tentang kependudukan dan pembangunan Indonesia, Senin (21/9/2015).

Arus urbanisasi akan semakin deras apabila pengembangan sektor pertanian di pedesaan berujung pada kegagalan. Oleh karena itu, Kalla menekankan bahwa langkah terpenting yang harus dilakukan pemerintah adalah memperluas lapangan pekerjaan melalui industrialisasi. Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan sektor pertanian dalam membangun lapangan pekerjaan. Hal ini mengingat lahan pertanian yang terbatas. Kalla lantas mencontohkan keterbatasannya lahan pertanian di Jawa.

"Pertanian punya lahan yang terbatas, tidak semua bahwa kalau di Jawa satu keluarga rata-rata hanya memiliki seperempat hektar sawah atau kebun. Hal itu tentu sulit untuk menghidupi empat orang keluarga," kata Kalla.

Tanpa industrialisasi, kata dia, akan menjadi sulit membangun penduduk dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mendasar. Pendapatan penduduk akan meningkat bila bekerja di sektor industri dibandingkan dengan sektor pertanian.

"Berdasarkan pedoman yang ada, dengan lahan yang cuma 2,5 hektar (untuk menghasilkan) beras, maka penghasilan petani maksimum adalah Rp 800.000 hingga Rp 900.000 per bulan. Di lain pihak, kalau dia kerja di industri, bisa mendapatkan Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta walaupun upah minimum sekarang ini. Maka, tentu itu lebih baik dan pasti memberikan pendapatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada," kata dia.

Atas dasar itu, Kalla juga menyampaikan bahwa pemerintah harus melakukan upaya pembangunan, baik di desa maupun di kota, sebab bagaimanapun perpindahan penduduk dari desa ke kota pasti terjadi. Pembangunan harus menitikberatkan pada perencanaan yang baik, sistem yang baik, penerapan teknologi, serta memperluas akses pendidikan.

Menurut Kalla, pendidikan saat ini telah mengubah pandangan masyarakat akan perencanaan dalam berkeluarga. Tanpa perlu pemerintah menggembar-gemborkan program keluarga berencana, masyarakat cenderung mampu merencanakan sendiri pembangunan keluarga. Pola keluarga yang berkembang kini lebih mandiri dan kecil.

"Karena adanya pendidikan yang baik dan adanya keseimbangan jender sehingga perempuan kita sudah banyak yang berkarier. Artinya, itu maka otomatis peran keluarga itu terbagi sehingga menyebabkan suatu pola keluarga yang berkembang mandiri dan lebih kecil," ujar Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com