Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dukung Pengembangan Satelit untuk Pantau Pertanian dan Maritim

Kompas.com - 03/09/2015, 12:56 WIB
Indra Akuntono

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mendukung pengembangan teknologi satelit yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Jokowi berharap LAPAN dapat membuat satelit yang memberikan manfaat konkret untuk masyarakat.

"Satelit untuk pemantauan dalam hal apapun, pertanian kita, cuaca, maritim, semuanya akan sangat bermanfaat. Saya kira fungsi-fungsi ini yang ke depan dikembangkan LAPAN," kata Jokowi, seusai meresmikan pelepasan Satelit LAPAN A2/Orari di Pusat Teknologi Satelit Lapan, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/9/2015).

Sebagai bentuk dukungan, Jokowi berjanji akan meningkatkan anggaran penelitian untuk LAPAN. Penambahan anggaran akan dikonsultasikan dengan Menteri Keuangan dan diharap fokus pada teknologi yang implementatif dan memberikan manfaat nyata.

"Yang dibutuhkan dalam visi kita ke depan, baik untuk pangan, energi dan maritim. Fokusnya ke sana," ungkap Jokowi.

Satelit LAPAN A2/Orari yang pada hari ini resmi dilepas oleh Jokowi akan dikirim ke India, Jumat (4/9/2015), untuk diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, akhir September mendatang. LAPAN A2 akan ditumpangkan pada roket India bermuatan utama satelit astronomi Astrosat.

Para perekayasa satelit LAPAN itu berusia 30-40 tahun dan sebagian juga terlibat membuat satelit LAPAN A1/TUBSat, yang diproduksi dan dibantu ahli Jerman, dan satelit Telkom 3. Proses uji LAPAN A2 memanfaatkan fasilitas lembaga penelitian lain. Uji getar di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan uji kompatibilitas elektromagnetik menggunakan peralatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Satelit LAPAN A2 adalah satelit mikro berdimensi 50 x 47 x 38 sentimeter dan berbobot 78 kilogram. Meski kecil, tapi kemampuannya besar. Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menuturkan, LAPAN A2 adalah satelit dengan 80 persen eksperimental, dan 20 persen operasional. Orbit A2 berada pada ketinggian 650 kilometer (km) dari muka Bumi, lebih tinggi 20 km dari satelit LAPAN A1. Bedanya, A2 satelit ekuatorial atau mengelilingi bagian khatulistiwa Bumi, bukan satelit polar yang mengelilingi kutub Bumi seperti satelit A1.

Keunggulannya, satelit ekuatorial akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali sehari, sedangkan satelit polar hanya 4 kali sehari. Satelit A2 dilengkapi sejumlah instrumen yang lebih baik daripada A1, seperti kamera digital dan kamera video analog untuk memotret muka Bumi beresolusi 4 meter dan lebar sapuan 7 km. Resolusi kamera A1 hanya 6 m dan lebar sapuannya 3,5 km. Kamera itu bisa untuk memantau perubahan tata guna lahan. Instrumen lain adalah Automatic Identification System (AIS) untuk memantau pergerakan kapal laut, eksplorasi sumber daya laut dan perikanan, serta operasi keamanan laut.

Selain itu, satelit juga dilengkapi voice repeater dan automatic packet reporting system (APRS) untuk mitigasi bencana menggunakan radio amatir. APRS bisa digunakan untuk penjejakan obyek bergerak, seperti memantau banjir dan perubahan tinggi muka air laut dan pergerakan manusia sehari-hari.

"Nanti (satelit) Lapan A3 direncanakan tingkat operasionalnya 40 persen, bisa pantau pertanian dan kapal," ucap Thomas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com