Kisah serupa dialami Waryono, warga Desa Sengon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes. Petani penggarap sawah seluas 2 hektar di desanya ini harus banting setir menjadi pedagang bawang.
Itu pun dia akui tidak seberuntung teman-temannya yang bisa mendapatkan bawang kualitas bagus dengan harga pasaran Rp 15.000 per kuintal. Bawang yang Waryono dapatkan kualitasnya sedang-sedang saja dan banyak ulatnya. Karena itu, dia hanya menjualnya Rp 8.000 sampai Rp 12.000 per kuintal.
"Kami bersepuluh (sesama warga Desa Sengon) meminjam uang di BRI Rp 20 juta untuk mendapatkan bawang sebanyak 2 ton. Bawang-bawang ini kami bawa ke pengepul yang akan menjualnya di pasar-pasar induk Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Serang," kata Waryono.
Waryono berharap dengan masa tenor dua tahun, utangnya bisa lunas. Dengan begitu, dia dan kawan-kawan bisa memutar kembali uangnya untuk membeli bawang kualitas bagus. Dia tidak berani meminjam uang dengan nilai lebih dari kemampuannya membayar.
Menggarap lahan seluas 1 hektar dan ditanami bawang setidaknya butuh Rp 35 juta. Rinciannya, Rp 10 juta untuk sewa lahan, Rp 6 juta mengolah lahan, dan Rp 12 juta membeli bawang yang akan dijadikan bibit serta pupuk dan pestisida Rp 6 juta.
Kerja keras, tambahan dana, dan upaya lebih itulah yang dilakukan Eko Cahyono. Anak muda warga Desa Limbangan, Kersana, Kabupaten Brebes, ini berani mengambil risiko meminjam Rp 30 juta kepada bank dan teman-temannya.
Dari uang sebanyak itu, dia merekrut 10 ibu-ibu warga Desa Limbangan. Mereka diberi upah Rp 27.000 per hari untuk menanam bibit bawang.
"Panen bawang lebih singkat waktunya. Saya hanya butuh waktu dua bulan. Tapi, itu dengan catatan air sungai di sekitar lahan garapan tidak kering. Ini saya beralih nanem brambang karena sawah padi kering dan rusak," papar Eko.
Karena itu, dalam lima bulan ke depan, setelah bawang, Eko akan menanami lahan sewaannya dengan cabai dan kemudian bawang kembali sampai musim hujan tiba.
"Kalau hujan tidak turun sampai Desember nanti, saya tetap akan tanam bawang meskipun hasilnya tak sebesar nanem padi. Daripada menganggur gak ada kerjaan," kata Eko.