Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2015, 15:05 WIB


Dalam hal gaya, berenanglah mengikuti arus; dalam hal prinsip, berdirilah seperti batu karang.
Thomas Jefferson, presiden ketiga dan bapak bangsa Amerika Serikat.

Murid di sekolah dasar kini bisa mengkritik presiden, tentu karena mereka mendengar ocehan orangtua. Rakyat berharap banyak, tetapi nyatanya ekonomi semakin susah. Kekecewaan rakyat karena kurangnya kesadaran bahwa demokrasi dalam pentas politik di satu sisi menghibur, di sisi lain mengecewakan. Bagi sebagian rakyat, bulan madu dengan presiden sudah berakhir.

Presiden rakyat sebenarnya buah kemenangan demokrasi, tetapi bukan jaminan efektivitas pemerintahan. Usai pertarungan habis-habisan semasa pemilihan presiden, pertarungan politik belum usai. Pertarungan politik babak baru dimulai dan tidak kalah beratnya. Presiden yang mendapat energinya dari kerja tidak bisa langsung bekerja. Ia disibukkan dengan negosiasi-negosiasi politik yang mengganggu konsentrasi kerjanya.

Alih-alih mencuri start, presiden malah kehilangan start. Akibatnya, pelemahan ekonomi Indonesia tidak diantisipasi dengan baik. Telunjuk jari politisi pun langsung diarahkan kepada pemerintah dan tim ekonominya. Lempar batu sembunyi tangan. Sebagian pembantu presiden pun berkepribadian politik ganda.

Partai atau rakyat?

Harapan rakyat untuk presiden sebenarnya sederhana: memihak kepentingan rakyat. Untuk itu, presiden harus bekerja keras, tampil apa adanya dengan bahasa terang. Ia berani memikul tanggung jawab sesuai dengan amanat konstitusi. Ia tidak cari aman dengan berlindung di balik keruwetan birokrasi ataupun prosedur politik. Ia sadar bahwa kehidupan rakyat tidak bisa maju oleh politik pencitraan.

Wibawa presiden rakyat bukan dari kemegahan istana, melainkan dari kesederhanaan, kejujuran, dan kerajinannya untuk blusukan. Rakyat memilihnya bukan karena dia petugas partai, melainkan sosoknya yang cocok menjadi pelayan rakyat. Mandat tertinggi presiden memang dari rakyat. Namun, kekuatan sosok yang merakyat sekaligus juga kelemahannya. Ia tidak berakar dalam birokrasi dan partai.

Birokrasi dikuasai pejabat-pejabat karier. Kultur kerja masih belum efisien melayani rakyat. Sebagai pemimpin tertinggi birokrasi, presiden tidak bisa membiarkan sistem rekrutmen direcoki orang titipan partai dengan loyalitas gandanya. Profesionalisme birokrasi adalah syarat mutlak efektivitas penyelenggaraan negara. Presiden tidak bisa pengavelingan birokrasi di bawah kekuasaan pembantunya yang memihak kepentingan partai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com