Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Ingatkan Inspektorat untuk Tingkatkan Pengawasan Unit Gratifikasi

Kompas.com - 15/07/2015, 15:23 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melantik Tarmizi A Karim sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri menggantikan Maliki Heru Santoso, Rabu (15/7/2015). Seusai pelantikan, Tjahjo menginstruksikan kepada Tarmizi untuk memperkuat pengawasan terhadap gratifikasi bagi kepala daerah dan anggota DPRD.

"Fokus kita adalah penyerapan anggaran. Namun, tugas Irjen, unit gratifikasinya juga harus jalan," ujar Tjahjo di Gedung Inspektorat Jenderal Kemendagri, Jakarta Pusat, Rabu.

Menurut Tjahjo, Irjen Kemendagri seharusnya menjadi benteng paling depan bagi kepala daerah dan anggota DPRD agar terhindar dari praktik korupsi. Peran Irjen bagi internal jajaran Kemendagri harus lebih optimal, khususnya dalam pertanggungjawaban keuangan daerah.

Tjahjo tidak sependapat dengan anggapan bahwa tertangkapnya kepala daerah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat lemahnya pengawasan Irjen Kemendagri. Menurut dia, kepala daerah yang terjaring operasi tangkap tangan KPK terjadi akibat perilaku yang disengaja oleh yang bersangkutan.

"Tugas Irjen itu kan untuk gratifikasi, laporan hasil kekayaan. Tetapi kami tetap berusaha untuk memperkuat sistem tata kelola pemerintahan yang efektif dan taat pada hukum," kata Tjahjo.

Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan agar inspektorat di daerah tidak bekerja hanya secara formalitas atau berdasarkan permintaan kepala daerah. Ia berharap Tarmizi, dengan pengalaman sebagai bupati dan pernah menjadi pelaksana tugas gubernur, dapat mengetahui berbagai permasalahan, khususnya potensi gratifikasi bagi kepala daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com