Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Aspirasi, PDI-P Abstain, Hanura dan Nasdem Tolak, Demokrat Abu-abu

Kompas.com - 01/07/2015, 16:08 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Hanura secara tegas menolak pembahasan Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau dana aspirasi. Penolakan tersebut disampaikan saat rapat paripurna DPR, Rabu (1/7/2015).

"Fraksi Hanura tidak ingin mengambil program yang bukan menjadi tugas DPR. Kami takut terjadi tumpang tindih dengan pemerintah," kata anggota Fraksi Hanura Arief Suditomo saat membacakan pandangan fraksi.

Sebelum Fraksi Hanura, Fraksi Nasdem saat rapat paripurna dibuka oleh Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, telah menyampaikan penolakannya. Bahkan, Nasdem menyatakan walk out dan tidak ingin melanjutkan pembahasan.

Sementara itu, Fraksi Demokrat bersikap abu-abu. Anggota Fraksi Demokrat Herman Khaeron menyatakan, Fraksi Demokrat saat ini belum dapat mengusulkan program apapun di dalam pembahasan UP2DP. Namun, Demokrat menyatakan akan menolak pembahasan tersebut apabila kelima syarat yang mereka ajukan sebelumnya tidak dipenuhi.

Lima syarat yang diajukan Partai Demokrat bisa dibaca di tautan ini: Pro Kontra Dana Aspirasi, Apa Kata SBY?

Dalam rapat paripurna hari ini, mayoritas fraksi menyatakan setuju dan telah mengusulkan sejumlah program sesuai aspirasi yang mereka terima dari daerah pemilihan masing-masing. Hanya Fraksi PDI Perjuangan yang abstain dan tidak menyampaikan pandangan apapun di dalam rapat paripurna tersebut.

Anggota Fraksi Golkar M Misbakhun mengatakan, dalam program dana aspirasi ini, DPR hanya berperan untuk menampung usulan program untuk selanjutnya dibahas bersama pemerintah. Sedangkan, realisasi atas program yang diusulkan tersebut sepenuhnya berada di tangan pemerintah.

"Ini sekaligus menepis anggapan bahwa usulan program dapil adalah untuk mendapatkam uang kampanye dari negara. Program UP2DP harus mengedepankan transparansi dan akuntabilitas," ujarnya.

Sementara, anggota Fraksi PPP Elviana mengatakan, program dana aspirasi selama ini telah mendapat penilaian negatif di mata publik. Namun, di sisi lain program tersebut diatur di dalam UU tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3).

"Fraksi kami mengusulkan dalam UP2DP setiap anggota DPR bisa mengusulkan program lewat pembahasan APBN, tentunya lewat penyerapan aspirasi program di daerah," ujarnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyatakan tidak menerima usulan DPR soal dana aspirasi tersebut. Kondisi perekonomian Indonesia yang lesu menjadi salah satu penyebabnya.(Baca: Mensesneg: Tolak Dana Aspirasi, Presiden Minta Semua Pihak Prihatin Kondisi Rakyat)

"Dana aspirasi apalagi diartikan sebagai sebuah item belanja yang baru dan kemudian di luar program yang seperti direncanakan ya itu jelas tidak bisa, begitu. Jadi itu arahan presiden," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana Kepresidenan, Kamis (25/6/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com