Kedelapan, perwujudan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kurikulum pendidikan nasional. Revolusi karakter atau revolusi mental baru sekadar retorik. Belum terlihat penataan kurikulum nasional yang mendorong revolusi karakter bangsa.
Kesembilan, peneguhan kebinekaan dan penguatan restorasi sosial Indonesia. Di tengah kecemasan masyarakat tentang gejala peningkatan intoleransi yang menginginkan keseragaman, belum terlihat langkah konkret tidak hanya untuk penguatan kembali kebinekaan, tetapi juga Pancasila yang merupakan peneguh utama tenunan sosial negara-bangsa Indonesia.
Belum berhasilnya Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memenuhi janji-janji mereka, seperti terumuskan dalam Nawacita, secara apologetis karena keduanya baru menjalankan pemerintahan sekitar delapan bulan. Dalam rentang waktu itu, perhatian dan energi Presiden terseret ke dalam berbagai pergaduhan politik.
Apa pun alasan belum terpenuhinya janji-janji itu membuat popularitas dan kredibilitas Jokowi merosot. Waktu tersisa bagi Jokowi sekitar empat tahun lebih, sebenarnya tidak terlalu lama. Karena itu, Presiden Jokowi sepatutnya segera menciptakan momentum yang dapat mendorong realisasi berbagai janji, terutama termaktub dalam Nawacita-nya.
Azyumardi Azra
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Penerima MIPI Awards 2014 Kategori Pemerhati Pemerintahan
* Artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Juni 2015 dengan judul "Janji Politik".