Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loyalis Anas Puji Pengurus Inti Demokrat Bentukan SBY

Kompas.com - 01/06/2015, 07:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Loyalis Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika memuji kepengurusan inti DPP Demokrat yang dibentuk Susilo Bambang Yudhoyono. Pasek, yang berseberangan dengan SBY ini, menilai, formasi yang dibentuk SBY baik. (Baca: SBY Tak Sumbang Nama Pengurus Inti Demokrat)

"Saya kira formasinya mayoritas bagus," kata Pasek, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2015).

Salah satu yang diapresiasi Pasek adalah pilihan SBY menunjuk Hinca Pandjaitan menduduki jabatan Sekretaris Jenderal yang sebelumnya dijabat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Menurut Pasek, Hinca memiliki kemampuan menjabat sekjen karena paham hukum dan organisasi. Kehadiran Hinca dinilainya akan memudahkan SBY untuk menjalankan agenda internal membesarkan partai. Ia yakin, Hinca mampu menerjemahkan keinginan SBY dalam memimpin Demokrat. (Baca: Roy Suryo Jadi Waketum Demokrat, Ibas Diganti Hinca sebagai Sekjen)

"Jadi SBY mendapatkan partner yang pas. Kelemahan selama ini Sekjen tidak paham aspek legalitas sehingga banyak masalah dalam surat menyurat partai," ujarnya.

Pasek juga memuji langkah SBY yang menghapus posisi Ketua Harian Partai Demokrat. Posisi itu sebelumnya dijabat oleh Syarief Hasan. Pasek menganggap Syarief gagal mengemban tugas sebagai ketua harian karena menutup ruang demokrasi di internal dan banyak mengeluarkan surat pemecatan. Namun, ia menyayangkan SBY masih menempatkan Syarief sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.

"Kok yang gagal seperti Syarief Hasan masih dipasang ya? Mungkin bukan alasan kinerja, tapi karena alasan lain," kata dia.

Selanjutnya, Pasek juga menyoroti gaya kepemimpinan SBY yang dianggapnya tidak memberikan ruang bagi kader yang kritis. Penilaiannya itu muncul setelah mengetahui kader Demokrat yang kritis seperti Marzuki Alie, Jhonnie Allen Marbun, dan Max Sopacua tidak masuk dalam pengurus inti.

"Kekuatan Demokrat bagus di ketum dan sekjen. Tapi SBY menganut 'the winning takes all' dengan menyingkirkan yang berseberangan," kata anggota DPD RI tersebut.

Pada jumpa pers di Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (30/5/2015) siang, SBY mengumumkan pengurus inti DPP PD periode 2015-2020. Ia menunjuk enam Wakil Ketua Umum yaitu Syarief Hasan, Roy Suryo, Djoko Udjianto, Nurhayati Ali Assegaf, Cornel Simbolon, dan Mohammad Jafar Hafsah, yang mendapatkan tugas dan pekerjaan berbeda-beda.

Sementara, Jhonny Allen Marbun dan Max Sopacua tak lagi menjabat sebagai Waketum. Pergantian juga terjadi di posisi Sekjen DPP Demokrat di mana Edhie Baskoro atau Ibas tak lagi menjabat posisi tersebut. Posisi ini diisi oleh Hinca Pandjaitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com