Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korupsi Masih Marak, Tugas Reformasi Belum Selesai

Kompas.com - 20/05/2015, 06:39 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah genap 17 tahun, cita-cita Indonesia mewujudkan sistem reformasi dinilai belum tercapai sepenuhnya. Sebab, masih ada praktek-praktek negatif yang tersisa dari masa orde baru, yakni perilaku korupsi kolusi dan nepotisme atau KKN yang dilakukan para pejabat negara.

"Kita lihat korupsi masih juga terus berjalan, dan masih marak. Nah ini adalah tugas reformasi yang belum selesai. Kita dorong terus pemerintah bagaimana caranya memberantas ini," kata Aktivis 1998 yang kini menjadi Anggota DPR RI, Masinton Pasaribu, kepada Kompas.com, Selasa (19/8/2015).

Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan, pasca-reformasi, saat kepemimpinan berpindah dari tangan Soeharto ke BJ Habibie, kebebasan pers dimunculkan. Kebebasan untuk berkumpul dan berserikat juga dibuka seluas-luasnya. Prinsip dasar reformasi, yakni mewujudkan pemerintahan yang demokratis pun sudah mulai terwujud saat itu.

Lalu di era Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, penegakan hukum terhadap praktek korupsi sudah mulai diperkuat. Abdurrahman Wahid membentuk UU Tindak Pidana Korupsi dan Megawati mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebuah langkah progresif untuk memberantas praktek KKN yang tersisa dari budaya orba.

"Sayangnya di era SBY, reformasi berjalan stagnan. Dia tidak mundur tapi tidak beranjak maju. Stuck," ucap Politisi PDI-Perjuangan ini.

Menurut Masinton, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pejabat publik yang terjerat kasus korupsi di KPK selama sepuluh tahun pemerintahan SBY berjalan. Sebagiannya juga, merupakan kader Partai Demokrat yang dipimpin SBY. Presiden ke-6 RI ini pun dianggap tidak berbuat banyak untuk lebih memperkuat KPK saat itu.

"Akhirnya korupsi pun makin merajalela," ucap Masinton.

Masinton pun berharap, tugas reformasi yang tidak berjalan selama 10 tahun belakangan ini dapat diselesaikan oleh pemerintahan Joko Widodo. Dia mengaku belum bisa menilai banyak kinerja pemerintah karena baru berjalan sekitar enam bulan. Namun, dia melihat Jokowi bersama wakilnya Jusuf Kalla mampu mewujudkan itu.

"Tentu harapan seluruh rakyat terhadap terwujudnya cita-cita reformasi, bisa diwujudkan di pemerintahan Jokowi-JK. Apalagi dengan penerapan konsepsi nawacita yang menjadi visi misi Jokowi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com