Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Serukan Bantuan untuk Nepal

Kompas.com - 27/04/2015, 14:07 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengajak masyarakat internasional untuk membantu Nepal. Pada Sabtu (26/4/2015), gempa bumi berkuatan 7,9 skala Richter menghantam Nepal sehingga mengakibatkan lebih dari 2.000 orang menjadi korban.

"Saya minta dukungan pada Nepal saat ini. Apalagi kita baru saja peringati bencana Samudra Hindia," ujar United Nation Under-Secretary General and Associate Administrator of UNDP Gina Casar dalam acara "Tropical Landscapes Summit: a Global Investment Opportunity", di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (27/4/2015).

Acara ini juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, Menteri Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, serta mantan Presiden Meksiko Felipe Calderon. Dalam acara tersebut, Casar selaku perwakilan PBB juga mengucapkan belasungkawa atas bencana yang menimpa Nepal.

Secara terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa pemerintah akan mengirimkan bantuan untuk Nepal berupa uang sejumlah 1 juta dollar AS. Di samping itu, pemerintah mengirimkan bantuan lainnya, seperti tenaga medis, tenaga SAR, hingga peralatan darurat.

Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia telah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah gempa bumi di sana. Kemenlu juga terus melakukan koordinasi dan berkomunikasi dengan KBRI Dhaka, Konsul Kehormatan RI di Kathmandu, serta berbagai pihak terkait informasi sehubungan WNI yang ada di Nepal.

Dari data saat ini, terdapat 18 orang WNI yang menetap di Nepal dan 16 WNI tercatat sedang melakukan kunjungan, baik sebagai turis maupun kegiatan resmi, sehingga total WNI ada 34 orang. Dari jumlah tersebut, 17 orang telah berhasil dihubungi dan dalam keadaan baik. (Baca: Gempa di Nepal, 17 WNI Dipastikan Selamat)

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi di sela-sela acara KTT ASEAN di Kuala Lumpur mengungkapkan, bantuan akan diberikan dalam waktu 3-4 hari lagi. Bantuan diberikan setelah memastikan bandara di Kathmandu bisa berfungsi dengan baik. Saat ini, kondisi bandara rusak akibat gempa tersebut. (Baca: Tiga WNI Pendaki Everest Masih Belum Bisa Dikontak)

Pemerintah Nepal, Minggu (26/4/2015), meningkatkan upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang ambruk setelah gempa bumi dahsyat menghancurkan lembah Kathmandu yang padat penduduk kemarin. Gempa itu juga memicu longsor mematikan di Gunung Everest. Gempa berkekuatan 7,9 SR tersebut mengguncang pada Sabtu tengah hari pada jam sibuk. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah setelah penyelamatan semalam terhambat oleh sejumlah gempa susulan yang kuat, jalan raya yang terputus, dan kurangnya peralatan.

Gempa bumi itu, yang berpusat sekitar 80 kilometer di sebelah timur kota Pokhara, kota kedua terbesar di negara itu, sangat merusak karena tergolong dangkal. (Baca: Indonesia Kirim 1 Juta Dollar AS untuk Bantu Nepal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com