Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Masih Rangkap Jabatan di Partai, Ini Kata Jusuf Kalla

Kompas.com - 30/03/2015, 18:05 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, aturan yang mengharuskan menteri pada Kabinet Kerja melepas jabatan struktural di partai politik tidak mengikat secara tertulis. Hanya saja, kata Kalla, siapa pun yang diangkat menjadi menteri diharapkan bisa meninggalkan posisinya di struktural partai.

"Ya peraturan itu memang tidak tertulis bahwasannya diharapkan yang jadi menteri itu tidak aktif di partai dalam arti kepengurusan. Kalau sebagai penasihat, dewan pertimbangan, ya bisa saja, tetapi tidak menjadi ketua," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (30/3/2015), saat ditanya tentang Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani yang masih menjabat struktural di PDI Perjuangan.

Puan masih tercatat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Politik dan Hubungan Antarlembaga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Meski demikian, Kalla menilai,  jabatan Puan di PDI-P tersebut tidak menganggu kegiatannya sebagai menteri.

"Selama ini, setahu saya, Puan waktunya ada di kementerian, tidak aktif di politik atau dia tidak di anggota DPR lagi kan," ujar Kalla.

Aturan agar tidak rangkap jabatan partai ini berulang kali disampaikan Presiden Joko Widodo ketika proses penyusunan kabinet. Ketika itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar tidak masuk dalam jajaran kabinet karena lebih memilih untuk menjadi Ketua Umum PKB.

Sejumlah politikus juga melepaskan jabatannya untuk kemudian menjadi menteri. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang memilih nonaktif sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, serta Menteri Perindustrian Saleh Husin yang mengundurkan diri sebagai pengurus Partai Hati Nurani Rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com