Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres JK: Swasembada Beras Bukan Pekerjaan yang Berat

Kompas.com - 20/03/2015, 15:50 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla optimis Indonesia bisa mencapai target swasembada beras dalam waktu dekat. Ia mengatakan, untuk mencapai target swasembada bukan pekerjaan yang berat jika pemerintah memperbaiki distribusi bibit dan pupuk.

"Ya tergantung upaya kita. Kan butuh waktu untuk memperbaiki pengairan, mengatur pupuk lebih baik. Jadi sebetulnya bisa tahun ini, bisa," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Hari ini, pemerintah melakukan verifikasi ulang data mengenai konsumsi beras per kapita per tahun. Dari hasil verifikasi ulang disimpulkan bahwa angka konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 114 Kilogram atau 28 juta ton per tahun untuk skala nasional. Angka ini sesuai dengan data Badan Pusat Statistik yang digabungkan dengan data rumah tangga, data rumah makan, dan Kementerian Perdagangan.

"Setelah kita diskusikan dan lihat sendiri ternyata yang mendekati hanya data BPS awal, data BPS rumah tangga plus berapa kue, berapa hotel, berapa katering sehingga mencapai kira 116 Kilogram per tahun. Itu datanya kira-kira yang benar. Bukan 150, 130 tapi 114 per tahun," ucap Kalla.

Wapres juga optimis jika Indonesia nantinya tidak lagi mengimpor beras, asalkan proses produksi terus berjalan lancar. Menurut Kalla, selama ini produksi beras kurang maksimal karena adanya sejumlah permasalahan. "Mungkin luasan sawah tidak banyak efektif lagi selama ini," kata dia.

Selama angka produksi masih kurang dari angka konsumsi beras, Indonesia akan terus mengimpor beras. Apalagi, menurut Kalla, angka konsumsi beras Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia.

"Rata-rata Asia itu hanya 90 kilogram, kita sudah 110, lebih tinggi dari rata-rata Asia. Malaysia cuma 90, India lebih rendah lagi, Jepang lebih rendah lagi, tetapi kita tidak pakai itu karena itu kalau ditambah-tambahi termasuk kue yang kau makan, mihun dan sebagainya, itu hanya kira-kira 114," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

Nasional
Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com