Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runtuhnya Benteng Moral Terakhir

Kompas.com - 18/03/2015, 23:29 WIB

Setelah bertukar kabar, sampailah pertanyaan saya pada situasi terbaru yang sedang berlangsung di daerahnya.

"Sudah berubah, sudah berubah," ujar Si Polan sambil tercenung.

"Maksudmu?" Saya keheranan.

Maka mulailah Si Polan bercerita tentang sukunya, tentang kampungnya, dan juga tentang tipu muslihat yang sedang berlangsung.

"Suku kami sudah tidak seperti dulu lagi. Nilai-nilai kejujuran sudah hampir punah di kampung kami. Cap lugu yang kami sandang sebagai sebuah suku sudah dimanfaatkan oleh beberapa warga kami untuk melakukan penipuan."

"Penipuan?" Saya mulai bergetar oleh pernyataannya. Kekaguman saya terhadap suku Si Polan yang terkenal dengan keluguan dan kejujurannya mulai berguncang. Masyarakat adat yang selama ini saya anggap sebagai benteng moral terakhir bangsa ini pada malam itu roboh satu demi satu pilar-pilarnya.

Muka Polan tampak sedih, tetapi dia mengaku harus bercerita kepada saya agar bebannya tak kelewat berat untuk dia sangga sendiri.

"Bayangkanlah," ujar Polan melanjutkan cerita, "Kami yang selama ini dianggap sebagai suku yang memegang erat tradisi, kini sudah mulai terkikis. Kami sudah menipu diri kami dan juga masyarakat luas," tutur Polan geram.

"Maksudmu?" saya kian penasaran.

"Anda sering berpapasan dengan suku kami kan? Suka melihat mereka membawa botol-botol madu kan?"

"Lantas?"

"Inilah salah satu biang dari penipuan yang akhirnya merusak tatanan masyarakat kami."

Polan pun bercerita bahwa madu-madu yang ada di permukiman sukunya, ataupun yang dibawa oleh kawan-kawan sesukunya, adalah madu palsu. "Itu yang mereka bawa asli madu sintetis, enggak ada setetes pun madunya."

Polan makin bersemangat. Dia bilang, madu-madu itu diproduksi di Jalan Lontar, Jakarta Pusat. Madu palsu itu menurut Polan dibuat dari bahan-bahan berbahaya, seperti boraks, alkohol, tawas, dan pengawet. Sebagian madu palsu itu dibawa ke permukiman Si Polan untuk dijual kepada para turis yang datang ke sukunya, sebagian lagi didistribusikan kepada kawan-kawan Polan yang datang ke Jakarta untuk dijual ke perkantoran-perkantoran.

"Kamu serius?"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com