Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Beri Mandat ke Tim Sembilan untuk Hentikan Kriminalisasi KPK

Kompas.com - 08/03/2015, 14:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para aktivis dari ratusan organisasi mendesak Tim Independen yang dibentuk Presiden Joko Widodo untuk menyelamatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Oleh karena itu, mereka memberi mandat secara simbolis kepada tim yang biasa disebut "Tim Sembilan" itu agar tidak menghentikan tugasnya menangani kisruh antara KPK dan Polri.

"Kami memberikan amanah, memberikan mandat kepada tim sembilan yang dibentuk Presiden Joko Widodo untuk menghentikan kriminalisasi KPK," ujar Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Alghiffari Aqsa di Jakarta, Minggu (8/3/2015).

Pertama, kata Alghiffari, Tim Sembilan didorong untuk menghentikan penghancuran KPK oleh para koruptor dan oligarki politik. Menurut dia, menggantikan posisi pimpinan KPK nonaktif dengan pimpinan sementara KPK tidak lantas menguatkan KPK.

Selain itu, aktivis juga mendesak agar upaya kriminalisasi ke KPK dihentikan. Bahkan, kata Alghiffari, kriminalisasi tidak hanya menimpa pimpinan KPK, tapi juga para penyidik KPK dan para pembela KPK.

"Pelaporan sejumlah penyidik dan aktivis anti-korupsi menunjukkan bahwa kriminalisasi belum berhenti," kata Alghiffari.

Terakhir, Tim Sembilan diminta mendukung KPK untuk melanjutkan agenda pemberantasan korupsi. KPK, kata Alghiffari, harus membatalkan pelimpahan kasus Komjen Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung.

Sebagai upaya melawan putusan praperadilan yang memenangkan Budi Gunawan dan menyatakan penetapan Budi sebagai tersangka tidak sah, KPK didesak mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

"Kami minta tim sembilan selama sebulan untuk melakukan hal yang perlu diverifikasi, bisa pamggil pihak swasta, Polri, KPK, Ombudsman, Komnas HAM, dan korban kriminalisasi lainnya," ujar dia.

Dalam aksi tersebut, turut hadir sejumlah anggota tim sembilan yaitu Jimly Asshidiqie, Bambang Widodo Umar, Erry Riyana Hardjapamekas, Imam Prasodjo, dan Hikmahanto Juwana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com