JAKARTA, KOMPAS.com – Potensi konflik pada pemilihan ketua umum Partai Amanat Nasional di Kongres IV partai itu diprediksi minim konflik. Hal tersebut disebabkan karena dukungan kader terhadap para calon ketua umum hanya sebatas loyalitas individu, bukan ideologi kepartaian.
Dalam Kongres yang akan digelar di Bali pada 28 Februari – 2 Maret 2015 mendatang, setidaknya ada dua calon yang akan memperebutkan kursi nomor satu di PAN. Mereka adalah petahana, Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan.
“Peluang untuk terjadinya konflik di tubuh PAN itu sangat kecil. Jika ada kader yang tidak setuju atau jagoannya kalah, paling hanya menjadi oposisi pasif atau justru keluar dari partai,” kata pengamat politik dari Universitas Paramadina Abdul Rohim Ghazali di Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Ia pun mencontohkan saat Kongres PAN yang digelar di Semarang, Jawa Tengah lalu. Ada dua calon yang maju saat itu yakni petahana Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa. Soetrisno yang saat itu kalah akhirnya memilih meninggalkan PAN.
Abdul menambahkan, sekali pun ada konflik di tubuh partai berlambang matahari itu, konflik tersebut tidak akan sampai menimbulkan perpecahan yang mengakibatkan terbentuknya partai baru seperti Golkar.
Untuk diketahui, pasca-Pemilu 2004 lalu, setidaknya sudah ada tiga partai sempalan Golkar yakni Gerindra, Hanura dan Nasdem.
“Di PAN memang ada faksi-faksi, tetapi faksi-faksinya tidak seperti di Golkar atau PDI-P. Faksi-faksi di PAN ini memberikan dukungan kepada individu, loyalitasnya loyalitas individu bukan karena ideologi,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.