Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Mobnas, Pemerintah Siapkan Esemka Garap Truk dan Pikap Dalam Negeri

Kompas.com - 25/02/2015, 22:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah isu mobil nasional tenggelam, pemerintah kini mulai memunculkan produksi mobil dalam negeri khusus untuk kepentingan pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Jenis produk yang akan dibuat adalah truk dan pikap yang digunakan di ketiga sektor itu. Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan bahwa proyek itu bukanlah mobil nasional.

"Bukan mobnas. Ini membicarakan masalah angkutan pertanian, pedesaan, itu yang kita siapkan dan akan kita produksi sendiri. Untuk perkebunan, pertambangan, atau di pedesaan, ini tentu cukup banyak. Kalau bisa, kita cari produksinya sendiri," ujar Saleh seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (25/2/2015).

Menurut Saleh, saat ini pemerintah tengah melakukan kajian bersama Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi serta Kementerian Perindustrian yang membuat peta rencanasoal angkutan dalam negeri itu. Politisi Partai Hanura itu yakin, perusahaan otomotif dalam negeri akan bisa memproduksi mobil dengan komponen cadangan 100 persen dari Indonesia. Sebab, untuk mobil di perkebunan, pertanian dan pertambangan hanya membutuhkan kendaraan jenis truk dan pikap.

Selama ini, Saleh menyadari bahwa para produsen mobil dalam negeri kerap mengeluhkan bahan baku yang harganya cukup mahal. Maka dari itu, dia menilai bahwa perusahaan pelat merah, seperti PT Krakatau Steel, juga perlu memberikan harga yang bersaing bagi perusahaan otomotif itu.

Esemka tertarik

Untuk menggarap proyek ini, Saleh mengungkapkan bahwa Esemka sudah menyatakan ketertarikannya. Perusahaan otomotif yang sempat dipromosikan Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo itu bahkan hadir dalam rapat terbatas yang digelar Jokowi dalam kantor kepresidenan pada hari ini bersama sejumlah menteri terkait.

"Katakanlah Esemka, kalau bisa kita dorong, bagus kan produksi dalam negeri. Salah satu yang sangat siap ya Esemka," ucap Saleh.

Namun, sebelum masuk dalam proyek ini, Esemka masih tetap harus lolos uji di Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan. Pemerintah, ucap Saleh, juga tidak akan menutup kemungkinan produsen mobil dalam negeri lain ikut dalam menggarap proyek ini.

Adapun Saleh tak memiliki target yang pasti terhadap realisasi dari mobil dalam negeri untuk industri perkebunan, pertambangan, dan pertanian ini. "Secepatnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com