Menurut Kalla, dalam pembicaraan pada Kamis (19/2/2015) siang, Bishop mengatakan bahwa Australia tidak bermaksud mengungkit-ungkit bantuan yang diberikan kepada Indonesia terkait tsunami tersebut.
Kepada Kalla, Bishop menegaskan bahwa pernyataan Abbott tersebut sebenarnya untuk menekankan bahwa sejak dulu hubungan Indonesia dan Australia terjalin baik. (Baca: PM Australia: Balaslah Bantuan Tsunami dengan Batalkan Eksekusi Mati)
"Bishop menjelaskan bahwa salah pengertian itu. (Abbott) ingin mengatakan sejak dulu hubungan Indonesia dan Australia bagus, termasuk pada waktu tsunami itu partisipasi Australia bagus," kata Kalla di Istana Bogor, Jumat (20/2/2015).
Di samping itu, lanjut Kalla, pembicaraan tersebut dimaksudkan bahwa Australia ingin melanjutkan kerja sama yang baik dengan Indonesia, baik dalam bidang ekonomi, pertahanan, maupun kerja sama yang berkaitan dengan memerangi narkotika.
Tony Abbott belakangan mengatakan pernyataannya yang mengaitkan bantuan Australia saat terjadi tsunami di Indonesia dengan permohonan pembalatan eksekusi terpidana mati "Bali Nine", Andrew Chan (31) dan Myuran Sukumaran (33), hanya merupakan "peringatan" dan bukan suatu "ancaman".
Menurut dia, pernyataannya itu ia maksudkan untuk menggarisbawahi "betapa dalamnya hubungan persahabatan antara Australia dan Indonesia". (Baca: PM Australia Bantah Mengancam Indonesia)
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa eksekusi terhadap para terpidana mati kasus narkotika di Indonesia tidak akan dikompromikan. Menurut Jokowi, pemerintah sebenarnya ingin menyikapi pernyataan Tony Abbott, tetapi batal karena sudah ada klarifikasi.
"Sebenarnya, kita mau sampaikan sesuatu, tetapi karena sudah dijelaskan akhirnya tidak jadi," ucap Jokowi. (Baca: Ini Komentar Jokowi soal Rencana Eksekusi Mati Terpidana "Bali Nine")