Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tjahjo Sebut Bertemu Abraham sebagai Teman

Kompas.com - 05/02/2015, 15:44 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, tidak ada kasus hukum yang dibahas dalam pertemuan antara petinggi PDI-Perjuangan dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Tjahjo yang hadir dalam pertemuan itu menilai tidak ada prosedur yang dilanggar.

"Saya tidak datang minta bantuan soal kasus. Saya bertemu sebagai teman, informal, lima orang," kata Tjahjo di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (4/2/2015). Ia juga mengaku tidak ada bantuan penanganan kasus yang ditawarkan Abraham dalam pertemuan itu.

Menteri Dalam Negeri ini mengatakan bahwa dalam pertemuan yang tanpa diagendakan sebelumnya itu, mereka hanya mengobrol ringan layaknya teman. "Tak membicarakan apa-apa, ya namanya ngobrol A sampai Z, macam-macam, kan nyinggung bahas apa, kan wajar. Namanya ketemu tanpa agenda, ya apa saja," kata Tjahjo.

Ia juga menilai pertemuan dengan Abraham tersebut sudah sesuai prosedur karena bukan merupakan pertemuan empat mata.

"SOP (standar operational prosedur)-nya kan jelas enggak boleh bertemu empat mata, maka saya ketemu 10 mata, lima orang," ucap dia. (Baca: Bertemu Abraham, Tjahjo Kumolo Mengaku Tak Ada Obrolan Serius)

Tjahjo mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah meminta kepada Abraham untuk bertemu. Ia bertemu dengan Abraham karena diajak oleh sahabat Abraham yang tidak disebutkan namanya. Mengenai pertemuan dengan Abraham ini, Tjahjo mengaku telah menyampaikannya kepada Badan Reserse Kriminal Mabes Polri ketika dia diminta keterangan.

"Sudah, baru-baru saja," ujar dia.

Bareskrim Polri tengah melakukan penyelidikan terkait pertemuan Abraham dengan petinggi PDI-P. Pada Rabu (4/2/2015), Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jenderal Budi Waseso mengatakan bahwa Bareskrim Polri telah mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) untuk Abraham Samad.

Bareskrim juga menerbitkan sprindik untuk Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja. Menurut dia, surat itu untuk proses penyelidikan sehingga belum ada penetapan tersangka. Sprindik Abraham dibuat berdasarkan laporan Direktur Eksekutif KPK Watch M Yusuf Sahide ke Bareskrim Polri pada 22 Januari lalu.

Laporan itu berhubungan dengan dugaan penyelewengan wewenang oleh Abraham sebagaimana diungkapkan dalam artikel di Kompasiana yang berjudul "Rumah Kaca Abraham Samad". Abraham diduga melakukan penyalahgunaan wewenang karena dalam pertemuan itu dia disebut menawarkan bantuan terkait proses hukum kasus politikus PDI Perjuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com