Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2015, 05:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politik itu dinamis. Kata sederhana yang banyak diucapkan orang itu tampaknya tepat untuk menggambarkan kondisi perpolitikan tanah air saat ini. Begitu kuatnya polemik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, hingga membuat kondisi politik Indonesia berputar 180 derajat.

Koalisi Indonesia Hebat yang merupakan partai pendukung pemerintah, justru terus mendesak Presiden Joko Widodo untuk melantik Budi yang sudah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus gratifikasi. Adapun Koalisi Merah Putih yang merupakan partai oposisi, kini mendukung apapun keputusan Jokowi.

Rekomendasi Tim Independen dan Ngototnya KIH

Catatan Kompas.com, pada Kamis (29/1/2015), tiga dari empat partai pendukung pemerintah di DPR masih "ngotot" agar Jokowi segera melantik mantan ajudan Megawati Soekarnoputri itu. Desakan ini bahkan masih menguat setelah Tim Independen yang dibentuk untuk menangani konflik KPK-Polri itu merekomendasikan kepada Joko Widodo untuk tidak melantik Budi Gunawan.

Tim Independen menilai, pemilihan Budi sejak awal bukan inisiatif Jokowi, melainkan bentuk tekanan yang datang dari parpol. Terlebih, Budi sudah berstatus tersangka penerimaan gratifikasi dan rekening gendut di Komisi Pemberantasan Korupsi. (Baca: Ketua Tim Independen: Pencalonan Budi Gunawan Bukan Inisiatif Jokowi)

Politisi Senior PDI-Perjuangan Pramono Anung, meminta Jokowi untuk mengabaikan rekomendasi yang diberikan tim independen itu. Pramono menyarankan agar Jokowi lebih mendengarkan lembaga tinggi negara seperti DPR, DPD, Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi karena memiliki status hukum yang jelas. (Baca: Pramono Anung Minta Jokowi Abaikan Rekomendasi Tim Independen)

"Bukan saya tak respek dengan Tim Sembilan (Tim Independen), tapi bagaimana pun dengarkan lembaga tinggi negara," ujar Pramono.

Ketua DPP Partai Nasdem Akbar Faizal juga mengungkapkan hal serupa. Akbar menilai, pelantikan Budi harus dilakukan karena jendral bintang tiga itu sudah melakukan uji kelayakan dan kepatutan di DPR dan dinyatakan lolos. Daripada mendengarkan tim independen, Akbar menyarankan agar Jokowi mendengar masukan dari Dewan Pertimbangan Presiden.

"Bahwa tim independen berikan masukan, ya monggo. Tapi jangan sampai memaksakan kehendak harus didengerin," ucapnya.

Ketua DPP Hanura Sarifuddin Suding, mengingatkan Jokowi berpotensi melanggar undang-undang jika Budi Gunawan yang sudah diloloskan DPR tak dilantik. Sudding juga tidak mau memikirkan mengenai masalah etika mengenai dilantiknya seorang tersangka koruptor.

"Pelantikan sudah sesuai undang-undang. Yang pasti bahwa ketika Jokowi menaati perundang-undangan, kita dukung. Kita berdasarkan hukum saja, hukum itu sudah di atasnya etika," ucap Sudding.

Hanya Partai Kebangkitan Bangsa yang berbeda sikap. PKB mengaku tak mau ikut campur terkait pemilihan Budi Gunawan sebagai Kapolri. PKB sebagai partai pendukung Jokowi-JK, sengaja bersikap netral karena merasa sudah banyak penumpang gelap, termasuk dari parpol, yang terlibat dalam masalah ini.

"PKB memang tidak ikut campur. Karena nuansa politisnya sudah kental. Banyak penumpang gelapnya," kata Wasekjen PKB Lukman Edy.

Melunaknya KMP

KMP yang awalnya sempat menjadi "lawan politik" Jokowi, kini mulai melunak pasca pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Jokowi. Kedua rival yang bertarung sengit di Pilpres 2014 lalu itu, melakukan reuni di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis siang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com