Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ke-4 Jokowi-JK: Kabinet "Ramping" Rupanya Tetap 34 Menteri

Kompas.com - 28/01/2015, 11:35 WIB
Bayu Galih

Penulis

KOMPAS.com — Pada hari keempat pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis (23/10/2014), nuansa tarik-ulur kepentingan masih mewarnai penyusunan kabinet. Batalnya pengumuman kabinet di Tanjung Priok dianggap sebagai isyarat yang muncul ke publik dari kencangnya kepentingan politik dalam pemerintahan baru.

Jokowi yang menjadi presiden dengan bantuan usungan dari partai politik dianggap sulit untuk menolak kepentingan partai. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, Jokowi sengaja menggunakan dua lembaga tersebut untuk menyingkirkan calon menteri yang sejak awal sudah diketahui bermasalah.

Menurut Hendri, ini membuktikan bahwa Jokowi tak mau tersandera kepentingan partai-partai politik pendukungnya. (Baca: Pengamat: Cerdas, Jokowi Pakai KPK untuk Coret Calon Menteri Bermasalah)

Jokowi juga masih memanggil sejumlah calon menteri ke Istana. Pada hari keempat, nama-nama yang mendatangi Istana antara lain empat politisi PKB, yakni Marwan Jafar, Hanif Dhakiri, Imam Nahrawi, dan Muhammad Nasir. Selain itu, ada juga mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Luhut Binsar Panjaitan; bos Susi Air, Susi Pudjiastuti; serta dua politisi Partai Nasdem, Enggartiasto Lukita dan Ferry Mursyidan Baldan.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Andi Widjajanto

Mantan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Andi Widjajanto, mengatakan, 99 persen kabinet Jokowi-JK telah terbentuk. Hampir semua pos kementerian telah terisi. Nama-nama calon menteri juga sudah ada.

"Jumlahnya 34 kementerian. Ini relatif 99 persen-lah," ucapnya. (Baca: Jokowi Kembali Bentuk Kabinet dengan 34 Kementerian).

Jumlah menteri di kabinet ternyata sama dengan menteri kabinet SBY. Padahal, Jokowi sebelumnya menyatakan akan membuat kabinet yang ramping.

Mengenai kabinet yang belum diumumkan, Jokowi beralasan menunggu jawaban DPR soal perubahan nomenklatur. Sebuah lampiran memang beredar di kalangan wartawan, yakni dari Surat Presiden Nomor R-242/Pres/10/2014, tanggal 21 Oktober, tentang Perubahan Kementerian. (Baca: Ini Nama Kementerian yang Berubah dalam Kabinet Jokowi-JK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com