Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Belum Terlihat Arah Jokowi dalam Pemberantasan Korupsi

Kompas.com - 28/01/2015, 08:59 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Koordinator Indonesia Corruption Watch Ade Irawan menilai, dalam 100 hari pemerintahannya, Presiden Joko Widodo belum memiliki kebijakan yang jelas dalam pemberantasan korupsi.

"Yang belum kelihatan blueprint Jokowi mau ngapain dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi. Supaya kita tahu fokusnya dia apa, ada di mana," ujar Ade saat dihubungi, Rabu (28/1/2015).

Ade melihat, belum terlihatnya arah kebijakan pemberantasan korupsi berimbas pada para menterinya. Ia mengatakan, para menteri Kabinet Kerja seakan belum punya arah yang jelas untuk menyokong upaya pemerintah memerangi korupsi.

"Hal yang lebih teknis lagi dalam pemberantasan korupsi apa, supaya jadi guideline dalam program pemberantasan korupsi. Sehingga kementeriannya tidak sporadis, mestinya kan mengacu pada presiden," kata Ade.

Ade lantas membandingkan dengan era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu, kata Ade, SBY secara tegas membuat instruksi percepatan pencegahan dan pemberantasan korupsi. (baca: Mengecewakan, Implementasi 25 Persen Inpres Korupsi)

"Bisa dibandingkan dengan SBY saat menjadi presiden. Dia membuat inpres percepatan pencegahan korupsi, jadi pada tahu SBY mau ke mana arahnya," ujar dia.

Setelah 100 hari mempimpin Indonesia, Ade berharap Jokowi mampu menyelesaikan konflik yang kembali terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Polri. Jokowi diminta menguatkan koordinasi dan supervisi antara Kejaksaan, KPK, dan Polri sebagai trisula penegakan hukum.

"Langkah awalnya, selesaikan konflik ini. Kalau berlarut, ini dapat bermasalah tidak cuma pada dua itu (KPK dan Polri), tapi Jokowi juga dalam pemberantasan korupsi," ucap Ade.

Jokowi juga diharapkan mampu melawan intervensi dari orang-orang di sekelilingnya agar bisa bertindak tegas mengahadapi permasalahan KPK dengan Polri. Sejak Jokowi menjabat sebagai kepala negara, menurut Ade, belum terlihat ketegasan yang diharapkan masyarakat itu.

"Keberanian dan ketegasan itu sama sekali tidak terlihat selama seratus hari. Dia seolah cuma jadi implementor keputusan yang dibuat pihak lain," kata Ade.

"Dia harus bisa jauh lebih berani melawan tekanan mereka yang berpengaruh dalam pemilihan Jokowi," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com