Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik 17 Menit Penemuan Ekor QZ8501 dan Tabung yang Kehabisan Oksigen

Kompas.com - 07/01/2015, 20:26 WIB
Ihsanuddin

Penulis


PANGKALAN BUN, KOMPAS.com — Masih menggunakan baju penyelam dengan kondisi yang basah kuyup, Serma Marinir Boflen Sirait berdiri tegap di Anjungan KRI Banda Aceh, yang tengah berlayar di Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (7/1/2015) siang. Dengan tarikan napasnya yang masih berat, Boflen hendak melaporkan temuannya.

Boflen bersama pasukan penyelam lain yang merupakan gabungan dari tim TNI Angkatan Laut baru saja menemukan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember lalu. Dia bahkan sudah mengambil beberapa gambar kondisi ekor pesawat itu di bawah air. Tanda serta tali untuk jalur masuk bagi penyelam-penyelam selanjutnya juga sudah dipasang.

17 menit

Penemuan ekor pesawat ini rupanya berlangsung dalam waktu yang cukup singkat. Pada pukul 10.20 WIB, Boflen bersama Serka Marinir Oot Sudarma dan rekan-rekan lainnya masih berada di atas perahu karet.

Pukul 10.30 WIB, Boflen dan Oot yang sudah siap, langsung turun ke permukaan air untuk melakukan pencarian. Sesampainya di dasar laut, keduanya langsung menemukan bagian ekor pesawat. Pada pukul 10.47 WIB, Boflen dan Oot naik kembali ke permukaan air dengan sejumlah foto dan tali yang sudah terpasang dengan baik.

Menurut Boflen, faktor alam saat penyelaman sangat memudahkan proses pencarian. Kedalaman laut hanya sekitar 35 meter. Adapun Boflet dan tim penyelam lain mampu menyelam selama 45 meter. Kecepatan arus laut juga tidak terlalu besar, hanya 2 knot atau setara dengan 1,852 km per jam. Jika sedang buruk, maka kecepatan arus laut bisa mencapai 4-5 knot. Cuaca saat itu juga cukup cerah.

"Karena arusnya mendukung, kita bisa bekerja maksimal," kata Boflen puas.

Tabung oksigen habis

Meski hanya berlangsung selama 17 menit dengan cuaca yang mendukung, bukan berarti penyelaman tidak mengalami masalah berarti. Boflen sempat mengalami masalah cukup fatal, tabung oksigen yang dia gunakan sudah habis sebelum berhasil naik kembali ke permukaan.

"Mungkin karena terlalu semangat sudah menemukan ekor pesawat," kata Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat Laksma TNI Abdul Rasyid Kacong.

Untungnya, setiap penyelam yang turun ke dasar laut selalu ditemani oleh penyelam lain. Rekan Boflen, Oot, masih memiliki oksigen yang cukup untuk membawa dirinya serta Boflen sampai ke permukaan. Akhirnya, satu tabung oksigen dipakai untuk berdua secara bergantian.

"Itulah perjuangan tim penyelam kita ini," kata Rasyid bangga.

Rasyid pun mengingatkan kepada Boflen dan penyelam yang lain untuk tetap mengutamakan keselamatan. Segala pekerjaan, kata Rasyid, harus dilakukan sesuai prosedur keamanan yang berlaku.

"Jangan sampai ekor pesawat sudah ketemu, kita men-SAR penyelam kita sendiri," ujarnya.

Empat lokasi dalam empat hari

Penyelaman yang dilakukan tim gabungan TNI AL ini sudah dimulai sejak Minggu (4/1/2015). Setiap hari, tim penyelam mencoba beragam titik koordinat yang diperkirakan terdapat bangkai pesawat di bawahnya.

Hasilnya, tim penyelam justru menemukan bangkai-bangkai kapal yang sudah lama karam. Sonar yang digunakan oleh kapal pencari memang hanya bisa sebatas mendeteksi benda logam. Namun, tim penyelam tidak putus asa dan tetap melakukan pencarian berdasarkan titik koordinat yang diberikan kepada mereka. Usaha baru membuahkan hasil pada hari keempat di tempat yang keempat.

Di titik koordinat 03.36.31 lintang selatan dan 109.41.66 bujur timur, terdampar ekor pesawat AirAsia yang bisa membawa proses pencarian ini ke babak baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com