Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Natal dan Revolusi Mental

Kompas.com - 24/12/2014, 14:48 WIB


Oleh: MGR Yustinus Harjosusanto MSF*

ADA yang istimewa dalam perayaan Natal tahun ini karena dirayakan di tengah ajakan pemerintah kepada seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan revolusi mental. Apa hubungan Natal dengan revolusi mental?

Bagi umat Kristiani, Natal adalah peristiwa ketika Tuhan, yang mengenal manusia yang tak berdaya karena dosa, berbela rasa dan bertindak langsung menyelamatkan umat-Nya. Pengenalan keadaan itu bukan hanya menanti pihak manusia berseru minta tolong, melainkan dan terlebih dari pihak Allah yang Maha Mengenal.

Bela rasa inilah, ketika tiba waktunya, membuat Ia bertindak dengan cara apa pun agar manusia diselamatkan. Sikap dan tindakan-Nya itu nyata dengan wujud tidak mempertahankan keadaan mulia, tetapi mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi manusia.

Pilihan tempat lahir bukan Jerusalem, kota terbesar pada zaman itu, melainkan Betlehem, kota kecil. Istana raja yang megah dan gemerlap tidak menjadi pilihan-Nya, tetapi kandang hewan yang sangat sederhana. Dengan penjelmaan-Nya itu, relasi manusia dengan Allah dipulihkan, dasar mendalam relasi antarmanusia diletakkan, yaitu kasih-Nya.

Merasakan masih jauhnya wujud cita-cita bangsa Indonesia, sementara kerinduan untuk itu semakin kuat, diperlukan perubahan mentalitas, yaitu cara berpikir, sikap dasar, dan perwujudannya. Sebagian kecil warga terbuai menikmati kenyamanan dan kemapanan, sementara sebagian besar masyarakat hidup sangat miskin dan tak berdaya, tergoda untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa peduli akan sesama.

Bela rasa

Mentalitas individualistis telah menjiwai sebagian besar warga masyarakat. Sikap itu melemahkan sikap bela rasa terhadap sesama, khususnya yang menderita. Mentalitas itu tanpa disadari telah menelikung begitu banyak orang.

Egoisme, dan ketidakpedulian, menyelinap di setiap bidang kehidupan sehingga perorangan ataupun kelompok telah dirasuki sikap lebih mengedepankan kepentingan pribadi, kelompok, golongan, suku, asosiasi, partai, dan seterusnya daripada kepentingan bangsa.

Persaingan tidak sehat berangkat dari sikap tidak peduli akan sesama, bahkan menginginkan pesaingnya kalah atau bahkan mati. Mentalitas itu mesti diubah secara mendasar kalau kebersamaan bangsa dalam menggapai cita-cita bersama sungguh-sungguh mau dikembangkan.

Segenap warga masyarakat perlu berubah dari sikap individualistis dan egoistis ke altruis (alter = yang lain), yaitu mengarahkan diri keluar, melihat keprihatinan di sekitarnya, mengembangkan sikap bela rasa, dan bertindak nyata sekalipun sederhana dan dalam skala kecil.

Sikap dasar berbela rasa itu bukan hanya soal sosial, melainkan moral. Membiarkan sesama menderita pada dasarnya adalah sikap tidak memberikan hak sesama hidup layak. Padahal, semua orang bermartabat sama di hadapan Sang Pencipta.

Maka, semua orang yang selama ini diam, tertutup, dan merasa aman serta menikmati ”kemuliaan” mesti meninggalkan rasa mapan dan nyaman untuk blusukan demi melihat ke-nyata-an, mengembangkan sikap bela rasa, dan mewujudkan tindakan nyata.

Mentalitas menyenangkan atasan merupakan usaha mengelabui dan sekaligus menutupi ke-nyata-an. Alhasil, pemimpin tidak mengenal realitas yang sesungguhnya dan masyarakat hidup dalam dunia, meminjam istilah Gus Dur, seakan-akan; seakan-akan mutu pendidikan telah merata, pelayanan kesehatan telah memadai ke seluruh pelosok, dan seterusnya. Untuk berubah, diperlukan sikap terbuka, rendah hati, dan jujur.

Mentalitas lain yang dibiarkan hidup dan tumbuh subur adalah mencari keselamatan diri dengan melepaskan prinsip baik dan benar. Tata nilai yang benar dikorbankan demi keselamatan diri. Nilai-nilai luhur yang mesti dijunjung tinggi dikalahkan demi kepentingan tertentu sehingga memupuk sikap oportunistis dan pragmatis. Tidak mengherankan banyak orang bersikap mencla-mencle; esuk dele, sore tempe (pagi dele, sore tempe), kata pepatah Jawa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com