Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Segera Swasembada Pangan, Wapres Perintahkan Penunjukan Langsung

Kompas.com - 15/12/2014, 15:14 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan perlunya penunjukan langsung untuk pengadaan bibit, pupuk, serta pembangunan irigasi tersier. Menurut Kalla, penunjukan langsung diperlukan untuk mempercepat proses pengadaan pupuk, bibit, dan pembangunan irigasi tersier demi tercapainya swasembada pangan.

Pemerintah menargetkan swasembada padi, gula, jagung, dan kedelai dalam waktu paling singkat satu tahun. Kalla menilai, swasembada pangan merupakan program yang mendesak untuk direalisasikan, mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang dilanda kemiskinan.

Untuk mencapai swasembada pangan tersebut, lanjut Kalla, beberapa hal diperlukan, antara lain penyemaian bibit yang benar dan tepat waktu, pemberian pupuk tepat waktu, pengairan yang direhabilitasi, dan tenaga penyuluh.

"Nah, ini pertanian harus tepat waktu. Telat seminggu, habis sudah, enggak bisa lagi. Bibitnya pun harus yang betul, bersertifikat. Karena itu, dalam hal ini, susah tender yang beginian, tidak perlu tender, harga ditentukan. Kalau tender, nanti butuh 45 hari. Pengalaman dua-tiga tahun terakhir ini, tender harganya jauh beda, dan di sinilah mafia-mafia korupsi dan tidak bersertifikat. Akhirnya, produksi padi dan jagung menurun," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (15/12/2014), saat memberikan pengarahan sebelum penandatanganan surat edaran bersama tentang upaya khusus mencapai swasembada padi, jagung, dan kedelai.

Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Basuki Hadimuljono, Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen (Pol) Badrodin Haiti, serta Jaksa Agung HM Prasetyo. Ia menilai, penunjukan langsung untuk bibit, pupuk, dan pengadaan irigasi tersier diperbolehkan jika merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

"Bibit ini jelas kualitasnya, jelas harganya, jelas di mana mau ditanam. Karena itulah, sesuai perpres, ada empat hal yang boleh tidak di-tender, yaitu kalau keadaan darurat kayak bencana ini, kalau harganya di bawah Rp 200 juta, harga ditentukan pemerintah, dan kalau agen tender. Tinggal tunjuk langsung saja, dengan harga yang ditentukan," sambung Kalla.

Untuk bibit, pemerintah akan menentukan harganya setelah melalui perhitungan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), begitu juga dengan pembangunan irigasi tersier. Nantinya, menurut Kalla, Kementerian Pekerjaan Umum akan menentukan biaya pembangunan irigasi per kilometer.

"Tanpa pengairan, maka kita tidak makan. Akan tetapi, kalau satu blok pengairan itu ditender, maka akan enam bulan baru bisa diperbaiki. Karena itulah, dihibahkan saja sesuai peraturan ke menteri PU dan (menteri) perumahan rakyat. Nanti, menteri PU juga menentukan biayanya per kilometer, contohnya begitu. Dengan demikian, rakyat langsung melaksanakan saja," sambung Kalla.

Politisi Partai Golkar ini mengatakan, perlu keberanian dan ketetapan dari para kepala daerah untuk, petani, dan otoritas terkait lainnya dalam mencapai swasembada pangan terkait dengan pengadaan pupuk, bibit, dan irigasi tersier ini.

Tanda tangani surat edaran bersama

Untuk meyakinkan pihak lapangan bahwa penunjukan langsung ini diperbolehkan, pemerintah menandatangani surat edaran bersama yang ditandatangani Kepolisian dan Kejaksaan Agung. Pemerintah diwakilkan Menteri Pertanian dan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan.

“Agar Kepolisian dan Kejaksaan di pusat sampai Kapolsek, sampai Kejari mengetahui bahwa ini tidak melanggar aturan, tidak melanggar udang-undang, tidak melanggar perpres. Sebenarnya tanpa surat edaran tidak apa-apa, tapi pengalaman kita di Indonesia orang lebih cepat dan berani itu kalau didukunng oleh penegak hukum. Untuk mencegah hal-hal yang mereka khawatirkan walaupun sebenarnya bapak polisi baru pelototin, dia sudah ketakutan,” papar Kalla.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menambahkan, penunjukkan langsung diperlukan untuk mempercepat produksi. Untuk program swasembada pangan, Kementan bakal menunjuk langsung PT Syang Hyang Seri, PT Pupuk, dan PT Pertani.

“Karena ini tanaman semusim, kita memburu waktu, tidak boleh terlambat. Satu hari sangat berharga bagi petani, maka langkah awal yang kami ambil untuk mengakselerasi seluruh faktor produksi ini adalah penunjukkan langsung, menunjuk PT Syang Hayang Seri, PT Pupuk, PT Pertani,” ujar Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com